Jakarta, CNN Indonesia --
Venna Melinda sempat menceritakan detik-detik dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan Ferry Irawan di Kediri sekitar dua pekan lalu. Ia mengklaim sempat meminta Ferry untuk tidak merenggut nyawanya.
Permintaan itu disampaikan setelah cek-cok terjadi dan Ferry disebut menekan tulang hidungnya hingga mengeluarkan darah. Venna pun sempat mencoba mencari pertolongan dari orang lain sebelum dihalangi Ferry.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kala itu, ia sempat meminta tolong kepada salah satu janitor hotel. Namun, petugas itu menjauh karena disuruh Ferry Irawan. Venna pun tetap berteriak minta tolong, termasuk untuk menghubungi polisi.
"Yang ada di pikiranku adalah harus mengambil handphone supaya aku bisa foto (bukti). Akhirnya aku loncat lagi ke kamar, habis itu dia ambil aku. Dia dorong lagi aku ke sudut tembok," cerita Venna Melinda di Pagi Pagi Ambyar, Senin (16/1).
"Di situ aku merasa, 'Ini mati aku' karena dia sudah beringas. Terus aku enggak tahu kenapa aku bisa punya pikiran, aku tatap mata Ferry dan bilang 'Bi, jangan bunuh aku. Ingat kamu punya ibu perempuan. Kamu punya adik perempuan," ungkap Venna.
Tatapan Ferry, kata Venna, mulai berubah ketika mendengar permintaannya tersebut. Hal itu menjadi kesempatan baginya untuk mengambil handphone dan menghubungi siapa saja untuk mencari pertolongan.
Venna melakukan panggilan video diangkat ketua DPD Partai Perindo. Venna kala itu berada di Kediri untuk mengunjungi daerah pemilihan (dapil) sebagai bakal calon legislatif.
"Aku cuma bilang, 'Mas tolong aku mas'. Dia pikir aku kecelakaan, 'mbak kecelakaan?' 'Enggak, hidungku kayaknya patah, tolong aku. Aku dipatahin suamiku.' Aku pikir itu patah karena sakitnya luar biasa. 'Tolong saya panggil polisi.'"
Lanjut ke sebelah...
[Gambas:Video CNN]
Sementara itu, kata Venna Melinda, petugas janitor yang sempat menjauh ternyata kembali bersama petugas keamanan hotel dan menanyakan situasi mereka kepada Ferry Irawan.
Venna mengaku awalnya tak berniat melaporkan kejadian itu kepada pihak berwajib. Namun, niatan itu langsung sirna ketika menyaksikan respons dan tingkah Ferry Irawan kepada petugas hotel.
"Sebetulnya di situ aku enggak mau melapor, tapi aku mau lihat apakah dia mengakui perbuatannya. Jadi aku lihat bagaimana dia mempersiapkan diri. Dia atur badannya, body languagenya, dia atur mukanya innocent, 'Ini bukan saya, saya enggak tahu apa-apa,'" beber Venna.
"Di situ saya bisa menilai, suami macam mana yang melihat istrinya berdarah-darah, bukannya menolong malah menghalang-halangi."
Tak hanya itu, Ferry juga disebut Venna masih berdalih ketika ditanya Kanit Polres Kediri, sama seperti ketika merespons petugas keamanan hotel. Pada saat itu, Venna membulatkan niat melaporkan dugaan KDRT suaminya.
"Langsung polisinya nanya, 'Bu, ini suami istri. Mau damai atau bagaimana?' 'Enggak, saya mau bikin laporan.' Karena di detik itu juga, saya tahu dia bukan suami yang baik. Dia bukan imam yang baik, dia bukan pemimpin yang saya cari selama sembilan tahun saya sendiri."
Venna pun resmi melaporkan Ferry Irawan atas dugaan KDRT pada Senin (9/1). Awalnya, laporan itu diajukan ke Kediri. Namun, laporan tersebut dialihkan ke Surabaya sesuai dengan domisili pasangan tersebut.
[Gambas:Video CNN]
Ferry sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini pada Kamis (12/1). Ia disangkakan Pasal 44 dan 45 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang KDRT.
Tak sampai sepekan, tepatnya pada Senin (16/1) malam, Ferry Irawan resmi ditahan penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur terkait kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kepada istrinya Venna Melinda.