Dua label besar Korea Selatan sedang menjadi pembicaraan setelah pendiri SM Entertainment Lee Soo-man menjual 14,8 persen sahamnya kepada HYBE yang senilai 422,8 miliar won atau sekitar Rp5 triliun.
Soo-man sendiri merupakan pemilik saham terbesar SM Entertainment dengan 18,73 persen.
Namun, dengan menjual sebagian sahamnya kepada HYBE, membuat label tersebut menjadi pemegang saham terbesar SM Entertainment saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SM Entertainment awalnya bernama SM Studio saat pertama kali didirikan oleh Lee Soo-man pada 1989 di Apgujeong, Gangnam, Korea Selatan.
Heo Hyeon-seok atau yang lebih dikenal sebagai Hyun Jin-young menjadi artis pertama yang bernaung di agensi tersebut. Ia juga dulu dikenal sebagai sosok yang memperkenalkan genre hip hop di Korea Selatan.
SM Studio kemudian tahun demi tahun mengembangkan in-house system yang memperhatikan semua aspek karier artis, termasuk mencari cara supaya masuk ke target pasar remaja dan dewasa muda.
SM Studio resmi mengganti namanya menjadi SM Entertainment pada 1995 dengan tetap menggunakan in-house system dan menggelontorkan dana modal. Kala itu, Jung Hae-ik dipercaya jadi CEO SM Entertainment.
Di bawah kepemimpinan Lee Soo-man, SM Entertainment membentuk beberapa terobosan, seperti H.O.T pada 1996 yang sejak dulu disebut-sebut sebagai boyband pertama Korea Selatan.
Meski hanya berusia lima tahun, lagu-lagu H.O.T suka dibawakan kembali oleh boyband-boyband generasi terbaru, seperti Candy oleh NCT Dream.
Selain itu, SM Entertainment kala itu juga memiliki girlband pertamanya, S.E.S (1997). Mereka juga mendebutkan Shinhwa (1998), duo Fly to the Sky (1999) dan BoA (2000).
Dengan Lee Soo-man, SM Entertainment dianggap sebagai salah satu perusahaan yang sukses membawa gelombang budaya Korea alias hallyu ke ranah internasonal.
Keputusan bisnis untuk menjadi perusahaan terbuka dan bergabung dengan perusahaan lain membuat SM semakin berkembang. Salah satunya ketika berafiliasi dengan Starlight Corporation Ltd dan C-Cube Entertainment pada 2003.
Pada tahun yang sama pula, SM menelurkan boyband yang meledak di pasaran, TVXQ. Grup band ini pula yang membawa hallyu merambah sesama negara Asia Timur, Jepang dan China dengan lagu Mirotic.
SM tak berhenti dengan TVXQ. Bisnis hallyu semakin menjanjikan dan mereka pun menelurkan musisi lainnya seperti TRAX (2004), The Grace (2005), dan Super Junior (2005).
Tak puas hanya main di kandang sendiri dan tetangga, SM pun ekspansi ke luar Asia Timur dengan segudang musisi Korea yang mampu membuat publik menggila, seperti J-Min (2007), Girls' Generation (2007), SHINee (2008), dan f(x) pada 2009.
Sehingga pada akhir 2000-an atau awal 2010-an, SM Entertainment dikenal dunia sebagai salah satu The Big 3 industri K-pop, bersama JYP Entertainment dan YG Entertainment.
Lanjut ke sebelah...