Seperti diberitakan Newsis via Daum pada 15 September 2022, SM mengatakan hal itu disebabkan permintaan dari Lee Soo-man.
"Kami sedang mereview dan berdiskusi kontrak produksi dengan produser eksekutif Lee Soo-man dari berbagai aspek. Produser eksekutif menginformasikan kami ingin menghentikan kontrak lebih awal pada akhir tahun ini," kata SM Entertainment kala itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga sekitar satu bulan kemudian, diberitakan Yonhap pada 14 Oktober 2022, SM Entertainment mengumumkan bakal menghentikan kontrak produksi dengan Like Planning, perusahaan Lee Soo-man, per 31 Desember.
Masalah pun berlanjut pada Februari 2023, Co-CEO SM Lee Sung-soo dan Tak Young-jun pada Jumat (3/2) mengumumkan perusahaan telah mengakhiri kontrak dengan produser Lee Soo-man dan menyusun cetak biru bab baru SM di bawah "SM 3.0."
SM 3.0 melibatkan pendirian lima pusat produksi yang berbeda dan label musik independen untuk mendiversifikasi produksi.
Sehingga, sistem tersebut benar-benar berbeda dari sistem yang dibangun Lee Soo-man selaku penanggung jawab semua proses produksi musik. SM Entertainment pun tak akan lagi secara eksklusif bergantung pada Like Planning.
"Saat SM 1.0 dan SM 2.0, kami memiliki sistem produser eksekutif tunggal dan memproduksi IP artis SM di bawah Lee Soo-man, fungsi produksi dan inti terkonsentrasi pada satu tempat," kata Lee Sung-soo.
"Sedangkan sistem multi produksi SM 3.0 akan memperluas kapasitas produksi dan mempercepat produksi IP dengan mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan pada setiap pemimpin unit melalui manajemen artis independen dan memajukan standar SM sambil mempertahankan know-how produksi dan manajemen IP."
Pada 6 Februari, SM Entertainment juga mengungkapkan Kakao kini memiliki 9,05 persen saham.
"Melalui investasi dan kerja sama ini, kami berharap dua perusahaan bisa saling membantu dalam menghadapi persaingan sengit musik global dan konten serta menargetkan konten Korea yang masuk arus global," kata CEO Kakao Community Investment Bae Jae-hyun.
Tak lama setelah itu, Lee Soo-man buka suara melalui firma hukum Hwawoo. Ia mengatakan tak ragu untuk menggugat SM Entertainment atas tuduhan menggunakan metode ilegal sehingga saham bisa dibeli Kakao.
"SM Entertainment saat ini sedang mengalami persaingan bisnis antara pemegang saham terbesar Lee Soo-man dan mitra aliasi yang berlindung dengan dana ekuitas swasta pemegang saham," pernyataan Lee Soo-man melalui firma hukum Hwawoo.
"Sehingga, itu merupakan langkah ilegal terhadap hukum komersial dan anggaran dasar dewa direksi SM untuk menerbitkan saham baru serta obligasi konversi kepada pihak ketiga."
Hingga pada Jumat (10/2), induk agensi Big Hit, HYBE, resmi bekerja sama dengan Lee Soo-man dengan membeli saham SM Entertainment melalui taipan industri musik Korea Selatan tersebut. Dengan perjanjian ini, HYBE resmi jadi petinggi SM Entertainment.
"HYBE sepenuhnya sepakat dengan inisiatif strategis mantan Kepala Produser Lee, termasuk metaverse, sistem multi-label, dan kampanye visi berkelanjutan," kata Bang Si-hyuk dalam pernyataannya.
"Dengan memanfaatkan kemampuan dan sumber daya kami, HYBE akan semakin memperkuat kehadiran KPop di panggung global," lanjutnya.
Disebut Variety yang rilis Kamis (9/2) waktu AS, dengan pembelian itu, HYBE menjadi pemimpin di SM Entertainment karena menjadi pemegang saham terbesar yang sebelumnya dipegang Lee Soo-man dengan saham sekitar 18 persen.
(chri)