Ant-Man and the Wasp: Quantumania menyelami semesta lain dari Marvel Cinematic Universe (MCU) lewat Quantum Realm, sebuah dimensi yang menjadi latar utama film ini.
Dimensi itu beberapa kali ditampilkan secara sekilas dalam rilisan MCU sebelumnya. Hingga kemudian, Peyton Reed selaku sutradara diberi kesempatan untuk mengeksplorasi Quantum Realm lewat Ant-Man 3.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun 'menciptakan' dimensi tersebut dengan mengacu berbagai referensi. Reed menjelaskan visual Quantum Realm banyak terinspirasi dari film hingga kultur pop era '60 hingga '80-an.
Sebagian besar film yang menjadi referensi penciptaan Quantum Realm itu punya kesamaan, yakni bergenre sci-fi. Referensi visual itu kemudian digabung dengan berbagai sampul novel sci-fi jadul.
"Untuk Quantum Realm, kami mengadopsi dari banyak hal. Kau tahu, Flash Gordon (1980), Barbarella (1968)," tutur Reed dalam konferensi pers virtual Ant-Man 3, beberapa waktu lalu.
"Maksud saya, kami terinspirasi semua hal yang lawas ini. Benar-benar mencari inspirasi dari sampul novel sci-fi lawas dari tahun '60-an, '70-an, hingga '80-an," lanjut Reed.
Reed menjelaskan berbagai referensi tersebut diambil lantaran ia dan tim visual Quantum Realm menilai karya-karya itu diciptakan oleh seniman hebat.
Para seniman lawas itu berhasil menciptakan visual yang menarik perhatian. Karya-karya itu menampilkan gambaran dunia yang aneh, tapi tetap memikat.
Reed lalu menjelaskan desain produksi Quantum Realm menggabungkan referensi visual tersebut dengan karya-karya mikrofotografi, potret benda dengan ukuran yang sangat kecil.
Berbagai karya mikrofotografi itu dikumpulkan untuk dicetak sehingga terlihat seperti sebuah lanskap. Dari situ, mereka mulai membayangkan bagaimana penggambaran Quantum Realm dan penempatan karakter serta unsur-unsur lain yang ada di dimensi tersebut.
Lanjut ke sebelah...