Di antara gedung-gedung tua bekas peninggalan Belanda di kota Surabaya, beberapa remaja tampak berkumpul di tempat parkir motor, pada suatu malam di pertengahan Januari 2023. Mereka menunggu sebuah diskotek tersembunyi untuk dibuka. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota .
Mereka, baik laki-laki maupun perempuan, sama-sama menantikan satu sosok: Tessa Morena. Seorang disjoki perempuan yang meroket berkat persona unik yang ia hadirkan lewat dunia maya.
Lihat Juga :![]() LIPUTAN KHUSUS Dua Sisi Koplo di Yogyakarta yang Memang Istimewa |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tessa tumbuh besar di gang sempit padat penduduk yang tak jauh dari Gang Dolly, bekas pusat lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. Di gang itu pula diyakini sebagai tempat kelahiran dangdut koplo.
Tumbuh besar tidak jauh dari pusat kota, Tessa remaja saat itu begitu dekat dengan kultur dansa dan pesta pora. Itu yang membuatnya memilih untuk menggeluti pekerjaan sebagai DJ yang memainkan aliran funky kota (funkot) di meja disjokinya.
'Awalnya, sih, itu kan dari hobi ya, suka dulu sama musiknya. Terus, (ada) support dari teman-teman. Yang awalnya aku kayak enggak pede, sama teman-teman di-support," kata Tessa Morena ketika ditemui rumahnya di kawasan Banyu Urip, Surabaya.
Sebagaimana koplo, funkot merupakan generasi baru dari dangdut. Ia lahir dengan versi lebih gemerlap,seakan mengulang masa lalu saat koplo baru lahir di kafe-kafe dangdut di Gang Dolly.
Di kala musik koplo tradisional mulai meredup di kota kelahirannya, funkot kini masih dapat ditemukan di sisi lain kota Surabaya.
Dalam tulisan bertajuk Funkot: Music Dance Rasa Dangdut yang Mengudara Hingga Jepang (2017), Meka Medina mendeskripsikan funkot sebagai turunan dangdut yang lahir di wilayah kota lama Jakarta, seperti Mangga besar, Glodok, Harmoni.
Lihat Juga : |
Turunan dari dangdut ini bermula dari kebiasaan yang dilakukan oleh DJ di ibu kota yang menjahit dan melakukan remix lagu bergaya house dan disko. Kemudian, mereka menyisipkan hentakan berbunyi "tung" sebagai pengganti suara kendang atau ketipung.
Selain itu, sejak awal kelahirannya, funkot juga lekat dengan suara dari MC maupun penyanyi yang kental dengan cengkok khas dangdut.
"Dalam rekaman, koplo juga mengacu pada gaya remiks elektronik, yang biasanya bertempo cepat dan dicirikan oleh bagian-bagian perkusi yang aktif," jelas Andrew N. Weintraub dalam buku Dangdut: Musik, Identitas, dan Budaya Indonesia (2012).
Lanjut ke sebelah...