CERITA DI BALIK LAYAR

Cerita Cemas hingga Dilema Penulis di Balik Naskah Air

CNN Indonesia
Rabu, 12 Apr 2023 14:15 WIB
Menulis film Air rupanya menjadi pengalaman yang mudah sekaligus sulit pada waktu yang bersamaan bagi penulis Alex Convery.
Menulis film Air rupanya menjadi pengalaman yang mudah sekaligus sulit pada waktu yang bersamaan bagi penulis Alex Convery. (Prime Video via IMDb)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menulis film Air rupanya menjadi pengalaman yang mudah sekaligus sulit pada waktu yang bersamaan bagi penulis Alex Convery.

Film tersebut adalah film panjang pertamanya sebagai penulis naskah, sekaligus bertemakan hal yang ia gemari sejak dulu. Namun untuk mewujudkan impiannya itu, jalannya tak mudah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Convery tumbuh di Chicago pada dekade '90-an dan menyaksikan keajaiban Michael Jordan di lapangan NBA dengan matanya sendiri. Ketika ia menyaksikan dokumenter The Last Dance pada 2020, ia terpantik menulis soal proses Nike menggandeng Jordan.

"Entah itu akan dibuat dan akan jadi film pertama saya yang diproduksi, atau itu akan berjatuhan. Kembali ke titik nol," kata Convery.

"Untuk sungguh melakukan ini secara bertanggung jawab, ini butuh persetujuan Michael. Ben [Affleck] mengatakan ini di pertemuan pertama 'kita tak akan memfilmkannya bila Michael tak mau'," lanjutnya.

Convery tak bisa tidur tenang semenjak saat itu. Ia berada di antara cemas menanti kabar Michael atau mengikuti instingnya untuk menulis film tersebut, meski tanpa ada kepastian produksi.

[Gambas:Video CNN]



Hal itu diakui Convery persis mirip adegan Sonny Vaccaro (Matt Damon) yang dengan was-was menanti kepastian keluarga Michael Jordan apakah bersedia dengan tawaran Nike untuk menggandeng mereka.

"Melihat lagi, apa yang Sonny bilang itu persis seperti yang saya rasakan sebagai penulis skenario yang mandek," kata Convery sembari tertawa.

[Gambas:Instagram]



"Dia bilang, 'saya punya firasat! Saya tahu ini bisa jadi sesuatu!'. Saya satu-satunya yang bisa melihat itu dengan jelas, tapi saya tertawa. Itu akan terlalu vulgar," lanjutnya.

Namun pada akhirnya, Convery mengikuti instingnya sendiri untuk mulai menulis cerita tersebut. Atas nama 'passion', Convery mulai mengetik jalan cerita Air meski ia sudah diperingatkan pekerjaannya bisa jadi sia-sia.

Matt Damon dan Viola Davis dalam film Air (2023).Pada 1984, Sonny Vaccaro (Matt Damon) nekat datang ke keluarga Jordan meski sudah dilarang oleh agen pebasket tersebut. (Prime Video via IMDb)

Lagi-lagi, Convery melakukan persis seperti yang dilakukan Vaccaro ketika berusaha membujuk keluarga Michael Jordan. Pada 1984, Vaccaro nekat datang ke keluarga Jordan meski sudah dilarang oleh agen pebasket tersebut.

"Saya tak bilang agen atau manajer saya saya menulisnya karena saya tahu mereka akan bilang 'jangan tulis'. Coba pinteran dikit!" kata Convery. "Jangan menulis sesuatu yang kau tak punya hak atasnya,"

"Saya melihat filmnya, yang mana sangatlah jarang terjadi. Saya tak pernah punya ide yang bagus, tapi itu semua muncul di sana. Saya tak mau menulisnya, tapi saya harus karena tak ada lagi yang tahu ada sesuatu di situ," kata Convery.

Air berpusat tentang kisah Sonny Vaccaro (Matt Damon), karyawan divisi bola basket Nike yang bertugas mencari atlet muda untuk menjalin kontrak kerja sama dengan perusahaan tersebut.

Nike kala itu belum memiliki reputasi sebagai produsen sepatu bola basket. Merek tersebut hanya populer sebagai pembuat sepatu lari sehingga divisi bola basket tidak terlalu diperhatikan.

Nike juga kalah bersaing dengan Adidas hingga Converse yang sudah bekerja sama dengan atlet NBA legendaris, seperti Magic Johnson hingga Larry Bird.

Hingga menjelang awal musim NBA 1984, Sonny Vaccaro menemukan bakat bertalenta bernama Michael Jordan. Ia percaya Jordan punya bakat spesial yang tak dimiliki banyak orang dari beberapa generasi.

[Gambas:Youtube]



(end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER