Music of the Spheres World Tour sejak awal mengusung kampanye ramah lingkungan melalui sejumlah inisiatif. Aksi tersebut dilakukan sebagai upaya berkelanjutan untuk mengurangi jejak karbon imbas tur itu.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC beberapa waktu lalu, Chris Martin menjelaskan tur MOTSWT menggunakan lantai kinetik yang menghasilkan aliran listrik melalui pergerakan penonton selama di venue.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan langkah itu dipilih dengan tujuan agar pertunjukan mereka disokong oleh energi terbarukan. Chris juga menyebut Coldplay menerapkan inisiatif tersebut demi mengubah status quo dalam industri konser.
Tak hanya itu, sepanjang tur Musif of the Spheres, mereka juga mengurangi emisi langsung sebesar 50 persen, lebih besar daripada tur sebelumnya pada 2016 dan 2017.
Artinya, semua peralatan listrik dalam konser Coldplay menggunakan 100 persen energi baru dan terbarukan (EBT) di setiap venue. Perkembangan ini membuat dompet Coldplay semakin tipis karena biaya operasional energi terbarukan lebih mahal daripada energi konvensional.
Sementara itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang dikunjungi dalam Music of the Spheres World Tour leg Asia. Selain Jakarta, ada Kaohsiung, Kuala Lumpur, Perth, hingga Tokyo.
Dalam pengumuman itu, promotor juga merilis informasi penjualan tiket akan dibuka pada 17-19 Mei. Namun, belum ada informasi mengenai harga tiket maupun detail layout venue yang akan digunakan.