Review Film: Barbie

Muhammad Feraldi Hifzurahman | CNN Indonesia
Minggu, 23 Jul 2023 20:00 WIB
Review film Barbie: Greta Gerwig mampu menjawab ekspektasi dengan hasil yang brilian, bahkan agak meleset dari perkiraan.
Review film Barbie: Greta Gerwig mampu menjawab ekspektasi dengan hasil yang brilian, bahkan agak meleset dari perkiraan. (Warner Bros. Pictures via IMDb)
img-title Endro Priherdityo
4
Film Barbie pada akhirnya tetap menang jika bisa mengisi tempat spesial di hati perempuan serta membuka mata laki-laki di berbagai penjuru dunia.
Jakarta, CNN Indonesia --

Saya berangkat menyaksikan Barbie dengan ekspektasi cukup tinggi, mengingat kepuasan saya ketika menonton dua film Greta Gerwig sebelumnya. Film adaptasi boneka Mattel ini juga 'diarak' dengan promosi gila-gilaan jelang perilisan.

Hasilnya pun brilian, bahkan agak meleset dari perkiraan awal. Film tersebut menyajikan tontonan komedi out of the box, bagaikan boneka Barbie yang keluar dari kotak mainannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saya tak menyangka Greta Gerwig dan Noah Baumbach mengadaptasi dunia boneka itu dengan kelucuan yang begitu liar. Ada banyak sekali referensi budaya pop yang diselipkan dalam berbagai candaan sepanjang film.

Kegilaan komedi itu terus disuguhkan oleh Greta hingga tak henti mengundang tawa. Film itu bahkan tak segan menyenggol Mattel serta sang kreator boneka Barbie, Ruth Handler.

Elemen komedi itu menjadi salah satu aspek vital yang membantu Barbie menjadi blockbuster yang menghibur dan segar. Namun di samping itu, Barbie juga tak luput menyuguhkan komentar sosial terhadap berbagai isu.

Film Barbie (2023). Warner Bros. Entertainment Inc. All Rights Reserved.Review film Barbie: Greta Gerwig dan Noah Baumbach mengadaptasi dunia boneka itu dengan kelucuan yang begitu liar. (Warner Bros. Pictures via IMDb)

Cerita Barbie (Margot Robbie) menghadapi krisis jati diri disulap Gerwig menjadi petualangan melihat dunia nyata yang penuh ketimpangan. Suatu hal yang kontras dari Barbie Land, dunia boneka yang serba sempurna dan terkesan utopis di mata manusia.

Ketimpangan itu kemudian dijabarkan menjadi berbagai bahasan yang disorot tajam sang sutradara. Seperti isu kapitalisme, patriarki, feminisme, hingga ketimpangan lainnya.

Sesungguhnya bobot cerita yang berat dan progresif ini bukan hal baru dari Greta Gerwig. Ia juga menyuarakan isu serupa ketika mengerjakan Lady Bird (2017) serta Little Women (2019).

Namun, Gerwig membuktikan bahwa dia mempunyai kemampuan penyutradaraan dengan jangkauan yang luas. Ia sanggup mengemas Barbie menjadi kombinasi meta antara komedi penuh warna dengan cerita yang progresif dalam satu paket.

Meski begitu, tak bisa dipungkiri juga bahwa beberapa adegan atau dialog yang muncul terlampau pretensius dan menggurui. Saya sempat mengernyitkan dahi pada beberapa adegan, entah karena beda cara memahami konteks atau memang terlampau berlebihan.

Saya juga merasa terlalu banyak ide dan gagasan yang berusaha dilontarkan Gerwig pada film ini. Hal itu lagi-lagi membuat saya sulit untuk bisa memahami secara menyeluruh setiap pesan yang berusaha diangkat.

Terlepas dari itu, ada satu keputusan Gerwig yang patut diapresiasi, setidaknya di mata saya pribadi. Sutradara itu cukup piawai dalam mengemas cerita Barbie yang penuh emansipasi tanpa menjadi radikal atau berambisi mendominasi.

Lanjut ke sebelah...

[Gambas:Video CNN]



Review Film: Barbie

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER