Venna merasa sakit hati karena merasa Ferry malah playing victim terhadap kasus KDRT yang menyeretnya. Meski demikian, Venna tetap meminta maaf kepada keluarga Ferry.
"Atas nama pribadi, kalau ada yang enggak berkenan, saya minta maaf karena bukan bermaksud apa pun," kata Venna.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Situasinya dari awal saya di-KDRT, kemudian ada playing victim, pembalikan fakta, ada psywar, entah itu lewat pengacara atau siapa. Buat saya sudahlah, semua sudah tutup buku," ujarnya.
"Kecuali dari awal treatment-nya dari pihak keluarganya Ferry juga ada empati terhadap saya, mungkin berbeda. Tapi jalannya sudah begini saya kan enggak bisa memaksakan orang," lanjutnya.
Saat hadir di PA Jakarta Selatan, Hariati merasa sedih terhadap keputusan Venna mengembalikan barang putranya secara terbuka. Selain itu, ia menilai menantunya itu sekadar cari perhatian.
"Enggak tahu, mungkin pengin lebih pansos [panjang sosial] lagi. Enggak apa-apa," katanya di PA Jakarta Selatan, seperti diberitakan detikhot pada (6/7) lalu.
"Saya mah enggak, enggak mau diwawancara-wawancara. Sudah, sedih saja," sambungnya.
Hariati juga mengungkapkan awalnya ia ingin barang-barang Ferry Irawan langsung dikirim ke rumah. Namun, katanya, Venna ternyata lebih memilih untuk mengembalikan barang di depan awak media.
"Saya maunya kembaliin ke rumah saja. Ya, penginnya dia [Venna Mlelinda] di depan wartawan," ujarnya.
Kedua pihak keluarga menjadi saksi pengembalian barang tersebut. Venna hadir untuk mengembalikan barang, sedangkan dari pihak Ferry Irawan diwakilkan oleh sang ibu, Hariati, dan adiknya.
Berdasarkan laporan detikHot, terdapat 101 barang yang dibungkus dalam empat kardus besar dan satu koper berwarna oranye yang berisi barang-barang milik Ferry Irawan. Setiap kardus itu tertulis nama Ferry dan jenis barang yang ada di dalamnya.
Beberapa barang yang dikembalikan antara lain berupa dokumen, seperti akta kelahiran, pakaian, hingga barang elektronik.
(pra)