Ia pun mengaitkan hal tersebut dengan The Last of Us, serial Hollywood yang ia bintangi. Menurutnya, serial tersebut sangat erat dengan lingkungan dan kehidupan manusia yang terdampak karenanya.
Oleh sebab itu, ia menilai kesadaran ekologis harus ditanam sejak dini karena tanpa lingkungan yang baik dan mampu mencukupi oksigen, manusia tidak akan bisa bertahan hidup di dalamnya.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari mana oksigen itu? Dari lingkungan ini. Selama pandemi, bahkan untuk membeli pun sulit. Dokter mengatakan bahwa pada saat itu skala prioritas adalah siapa yang bisa bertahan hidup dan mendapatkan oksigen,"
"Tanggung jawab ini harus diajarkan sejak dini, sejak balita. Saya bersyukur bahwa saya dilahirkan dengan alam," katanya di hadapan generasi-generasi yang lebih muda darinya, termasuk tim Ekspedisi Batanghari.
Christine pun menekankan pentingnya kesadaran dalam menjaga lingkungan. Ia mengaku bahagia melihat para anak muda, khususnya tim Ekspedisi Batanghari yang telah memiliki kesadaran ekologis.
"Ini harus ditanamkan kuat, saya senang melihat anak-anak muda memiliki komitmen dan kesadaran ini. Ini harus ditawarkan kepada generasi muda, karena ini untuk masa depan mereka. Gerakan ini luar biasa, menjadi kewajiban bagi kita semua dalam porsi masing-masing," tegasnya.
Dalam perjalanan kembali ke akar, Christine Hakim tidak hanya mengungkapkan pandangannya yang mendalam tentang kesadaran lingkungan. Ia menunjukkan refleksi atas perjalanan hidup, serta pentingnya menginspirasi dan membimbing generasi muda.
"Bintang film juga punya kewajiban untuk menyampaikan kebaikan. Syiar itu tidak harus semata bertakbir, syiar itu kan menyampaikan kebaikan termasuk dalam memelihara ciptaan Tuhan ini, alam semesta. Jambi ini kaya loh, dan kita dititipkan Tuhan untuk menjaga dan merawatnya," ujarnya saat melihat jalan kayu satu-satunya yang tersisa dan tak jauh dari rumahnya.
Tidak hanya Christine, Ahmad Mahendra pun mengapresiasi tim Ekspedisi Batanghari, Kenduri Swarnabhumi. Menurutnya, tim itu telah mendorong masyarakat untuk melestarikan lingkungan dan kebudayaan.
"Warga di Sungai Batanghari mulai menjaga adat untuk menjaga sungai. Dan memberikan sanksi kepada orang-orang yang melanggar adat. Jadi, ini hal yang baik. Harapannya besar sekali, menjaga alam dan menjaga budaya," katanya.
Tidak hanya sekedar menikmati dan menyampaikan keasrian Mangrove Pangkal Babu, Mahendra, Christine bersama rombongan turut menanam pohon di lokasi itu. Mereka berdua tidak ragu terjun di lahan basah dan mempraktikkan penanaman sesuai dengan petunjuk tata cara dari warga lokal.
Kunjungan ke hutan bakau ini merupakan bagian dari Kenduri Swarnabhumi dan Ekspedisi Batanghari 2023.
Kenduri Swarnabhumi digelar Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hubungan antara kebudayaan dengan pelestarian lingkungan, khususnya sungai.
(msa/chri, end)