Melawan Stigma dengan Centil ala Ramengvrl dan Cinta Laura dalam Bossy
Sebelum merilis Bossy bersama Cinta Laura Kiehl pada 4 Agustus 2023, Ramengvrl alias Putri Estiani sudah berulang kali mengungkapkan ingin kembali membawa era "centil" ke dalam belantika musik Indonesia.
Bagi Ramengvrl, masa-masa keemasan musik Indonesia datang melalui sosok Maia Estianty ataupun Mulan Jameela, alias duo RATU yang kemudian bubar dan Maia mendirikan duo MAIA.
Penilaian Ramengvrl tentu sah-sah saja, mengingat tangga lagu populer Indonesia pada 2000-an kala itu memang seolah jadi rumah singgah yang nyaman bagi duo tersebut.
Namun entah sadar atau tidak, makna "centil" era itu yang dirujuk Ramengvrl sebenarnya tafsir purba dari kacamata yang amat 'laki-laki'.
Maia Estianty memang punya andil besar dalam penciptaan lagu Teman Tapi Mesra ataupun Lelaki Buaya Darat. Dua lagu itu monumental, tapi tak punya daya dobrak yang cukup kuat untuk mengangkat mayoritas perempuan Indonesia.
Sebagai konteks, industri hiburan --dan kebanyakan industri lainnya-- tumbuh di lingkungan yang sangat maskulin dan cenderung misoginistik.
Tak banyak perempuan Indonesia yang bisa mentas secara all out tanpa dibayang-bayangi komentar "wah keren ya cewek bisa main gitar metal!" atau "apa enggak takut cewek main musik malam-malam?".
Memang, Bossy dari Ramengvrl dan Cinta Laura Kiehl tak mungkin bisa langsung mengubah stereotipe tradisional yang patriarkis dan menantang stigma yang melekat pada perempuan di Indonesia.
Namun bila dilihat dengan konsep semiotika, seluruh simbol yang disinyalkan duet Ramengvrl dan Cinta Laura amatlah lantang dan jelas: "kami memang perempuan, tapi tidak berarti kami lebih lemah dari laki-laki".
Energi "girls' power" itu terlihat dari lirik yang ditulis Ramengvrl. Sebagai seorang rapper, Ramengvrl adalah sosok yang sangat teruji dalam merangkai rima menjadi sebuah pesan nakal, tapi tetap komikal.
"If you really want me, boy // You want a bitch like me, boy // You wanna handle me, boy? // Coz I'm // Coz I'm bossy"
Bagi saya, lirik yang sering dirapal Ramengvrl dan Cinta dalam lagu Bossy itu terkesan tricky serta bikin saya mengernyit, terutama saat mendengarnya pertama kali.
Apalagi, meski diproduksi dengan amat baik, aransemen dan gaya tatanan suara di lagu ini memang bukan masuk dalam daftar selera saya secara pribadi.
Namun, justru itulah kesan centil yang disuarakan Ramengvrl sekaligus menampar sisi maskulin saya yang masih rapuh.
Lanjut ke sebelah...