Jakarta, CNN Indonesia --
Agensi top Jepang, Johnny & Associates, mengumumkan akan mengganti nama perusahaan menjadi SMILE-UP mengikuti kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh mendiang pendirinya, Johnny Kitagawa.
"Terkait nama perusahaan, kami memutuskan untuk mengubah nama perusahaan menjadi SMILE-UP Co., Ltd. per 17 Oktober tahun ini," tulis Johnny & Associates dalam pernyataan via situs resmi, Senin (2/10).
"Sebagai pertimbangan atas pendapat para korban, dan juga untuk menunjukkan tekad kami sepenuhnya melepaskan diri dari mendiang Johnny Kitagawa," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nama SMILE-UP dipilih lantaran Johnny & Associates pernah membuat sebuah acara amal bertajuk Smile Up! Project pada Juli 2018 lalu.
Pergantian nama ini sekaligus menjadikan SMILE-UP sebagai perusahaan yang berfokus pada pemulihan dan pemberian kompensasi kepada korban. Setelah menyelesaikan tugasnya, SMILE-UP akan menutup perusahaannya.
"Mulai saat ini, SMILE-UP akan mengkhususkan diri pada aktivitas seperti dialog dengan korban dan kompensasi atas kerusakaan, dan akan gulung tikar setelah tugas tersebut selesai," ujar mereka.
[Gambas:Video CNN]
Di sisi lain, Johnny & Associates juga akan membuka perusahaan baru yang berfokus pada manajemen artis yang saat ini bernaung di bawah agensi tersebut. Perusahaan baru ini direncanakan akan berdiri dalam waktu satu bulan.
Johnny & Associates membuka peluang bagi para penggemar untuk ikut memberikan suara terhadap nama baru perusahaan tersebut lewat pemungutan suara yang dilakukan lewat situs klub penggemar.
Jika sudah memutuskan nama dan resmi berdiri, seluruh artis, termasuk Johnny's Jr., dan karyawan Johnny & Associates nantinya akan dipindahkan ke perusahaan baru tersebut.
Lanjut ke sebelah...
Demi menghilangkan hal-hal yang berkaitan dengan Johnny Kitagawa, sejumlah grup yang namanya memiliki hubungan dengan mendiang pendiri itu mempertimbangkan apakah akan mengganti nama grup atau tidak. Beberapa grup yang terdiri dari nama Johnny adalah Kanjani8 dan Johnny's WEST.
Selain itu, lagu-lagu yang juga menyebut nama "Johnny" di dalamnya juga kemungkinan bakal disesuaikan liriknya atau mempensiunkan lagu tersebut jika dibutuhkan.
Perusahaan baru ini menunjuk Noriyuki Higashiyama sebagai presiden dan Yoshihiko Inohara sebagai wakil presiden. Julie Fujishima, mantan presiden Johnny & Associates, tidak akan memiliki posisi dalam perusahaan baru tersebut.
Julie Fujishima sebelumnya telah mengundurkan diri dari jabatannya per 5 September lalu. Meski demikian, Fujishima masih menjadi anggota dewan redaksi untuk Johnny & Associates.
"Untuk menghilangkan dampak negatif dari manajemen keluarga yang disebut oleh tim khusus dari pakar eksternal, tidak ada modal keluarga Fujishima yang akan diinvestasikan di dalam perusahaan baru," kata pernyataan agensi.
"Julie Keiko Fujishima tidak akan terlibat dalam perusahaan baru, tidak akan menjadi direktur perusahaan, dan tidak akan terlibat dalam manajemen perusahaan dengan cara apa pun," sambungnya.
Selain itu, Johnny & Associates juga mengungkapkan terdapat 478 orang yang melaporkan ke komite khusus yang berfokus pada pemulihan korban. Dari angka tersebut, 325 orang di antaranya meminta ganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan.
Laporan ini kemudian akan ditindaklanjuti oleh komite dengan mewawancarai para korban dan menghitung jumlah kompensasi. Jika sudah terhitung, ganti rugi akan dibayar pada November mendatang.
"Jadwal spesifik pembayaran dijadwalkan pada November. Juga, kami akan memberi tahu semua pihak di waktu yang tepat terkait status penerapan kompensasi," jelas agensi.
[Gambas:Video CNN]
Kasus dugaan pelecehan seksual oleh Johnny Kitagawa membuat gempar usai muncul pengakuan dari Kauan Okamoto, eks anggota Johnny's Jr., yang mengklaim menjadi korban pelecehan seksual.
Okamoto juga meyakini bahwa jumlah korban mencapai sekitar 100-200 orang yang terdiri dari para rekrutan muda alias Johnny's Jr. Pelecehan yang dilakukan oleh Johnny Kitagawa ini dipercaya telah dilakukan selama berdekade.
Sejak saat itu, Johnny & Associates melakukan sejumlah langkah untuk menangani kasus tersebut. Seperti membentuk tim investigasi eksternal, mundurnya Julie Fujishima sebagai presiden, hingga bakal memberikan ganti rugi kepada para korban.