Beberapa negara memutuskan tarik diri dari pameran buku Frankfurt tersebut, salah satunya Indonesia. Keputusan absen dari acara tahunan itu dikonfirmasi Kepala Pusat Perbukuan, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Supriyatno, SPd, MA.
"Komitmen kami memfasilitasi penerbit dan penulis dalam menjalin jejaring internasional dalam berbagai forum tetap kami lakukan," kata Supriyatno seperti diberitakan detikcom, Selasa (17/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun dalam perkembangan geopolitik saat ini, terkait sikap penyelenggara FBF yang nyata-nyata mendukung Israel, kami tidak akan membuka booth ataupun mengikuti kegiatan-kegiatan di FBF," ia menegaskan.
Beberapa kelompok industri penerbitan Arab juga mengumumkan menarik diri dari Frankfurt Book Fair, seperti yang dilakukan Otoritas Buku Sharjah di Uni Emirat Arab.
"Kami memperjuangkan peran budaya dan buku untuk mendorong dialog dan pemahaman antarmanusia. Kami percaya bahwa peran ini lebih penting dari sebelumnya," pernyataan resmi tertulis mereka seperti diberitakan AFP.
Asosiasi Penerbit Emirates mengeluarkan pernyataan serupa, sementara surat kabar National yang berbasis di UEA melaporkan Asosiasi Penerbit Arab di Mesir juga telah menarik diri.
Reuters juga memberitakan Malaysia menarik diri dari Frankfurt Book Fair 2023 setelah mengetahui dukungan acara tersebut terhadap Israel.
"Kementerian tidak akan berkompromi atas kekerasan Israel terhadap Palestina yang sangat jelas melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia," pernyataan resmi Kementerian Pendidikan Malaysia, Senin (16/10).
"Keputusan (menarik diri) ini sejalan dengan posisi pemerintah yang mendukung dan menawarkan dukungan penuh terhadap Palestina."
Meskipun menolak mengomentari keputusan masing-masing peserta pameran, Juergen Boos selaku pentolan pameran itu menegaskan Frankfurt Book Fair "terbuka untuk penulis, penerbit, penerjemah, dan penggemar sastra dari seluruh dunia."
"Ini adalah platform untuk suara Israel dan Palestina," ia menegaskan.
Pameran buku internasional itu sebelumnya juga jadi sorotan karena Salman Rushdie, yang jarang muncul di depan umum sejak serangan penikaman tahun lalu yang hampir membunuhnya, akan hadir di sana.
Penulis Ayat Ayat Setan itu dijadwalkan berbicara pada konferensi pers di acara itu, Jumat (20/10) dan akan dianugerahi Hadiah Perdamaian bergengsi dari German Book Trade pada Minggu (22/10).
(afp/reuters/chri)