Sejarah di balik kasus pembunuhan berantai suku Osage menjadikan Killers of the Flower Moon sarat referensi seputar Amerika. Untuk semakin meresapi cerita, penonton juga bisa memahami beberapa referensi dalam cerita.
Sebut saja kondisi perekonomian suku Osage yang saat itu tengah berjaya, rasisme yang masih begitu kuat, hingga penjajahan yang merajalela.
Namun di luar itu, Scorsese sempat beberapa kali memberikan 'panduan' lewat narasi atau dialog dalam cerita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Film ini juga menyajikan pengalaman baru bagi penikmat karya Martin Scorsese. Dalam proyek ini, Scorsese mengeksekusi cerita dengan gaya dan sentuhan yang berbeda.
Ia tidak lagi mengusung cerita dengan latar kota New York, menampilkan karakter gangster, atau menggunakan teknik long take shot dan voice over yang dominan.
Scorsese kemudian beralih menerapkan sentuhan yang terbilang baru, seperti menjajaki genre western, banyak menampilkan adegan panjang yang lebih tenang, hingga mengangkat sejarah kompleks dengan tema yang berani.
![]() |
Di samping berbagai sentuhan baru, Scorsese tetap menunjukkan ciri khasnya untuk Killers of the Flower Moon. Salah satunya yaitu adegan kekerasan intens yang nyaris selalu melekat dalam karya sang sutradara.
Adegan kekerasan dalam film ini juga relatif konsisten sepanjang cerita, meski jumlahnya tidak sebanyak film terdahulu.
Namun, beberapa adegan itu ditampilkan dalam momen yang tidak terduga. Penonton pun harus menyiapkan diri, terutama bagi yang tidak terbiasa dengan adegan penembakan secara frontal.