Namun, film ini tetap mendapat apresiasi dari kritikus lain. Ulasan Emily Zemler di Observer memuji The Marvels sebagai film yang sanggup memberikan nuansa ringan dan penuh kesenangan.
The Marvels, kata Zemler, juga berbeda dari beberapa rilisan MCU sebelumnya yang kerap mengecewakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada juga diungkapkan Valerie Complex, kritikus Deadline. Ia menganggap The Marvels sebagai angin segar di tengah industri film superhero yang lesu dan pola MCU yang penuh konsep multisemesta.
"Berdurasi kurang dari dua jam, nuansa ringan, dan tidak muluk-muluk demi kesenangan, The Marvels sangat berbeda dari kebanyakan film MCU baru-baru ini," tulis Zemler.
"Di era MCU yang sering mengusung petualangan multisemesta atau konflik antarplanet, The Marvels muncul sebagai angin segar," tulis Complex dalam ulasannya di Deadline.
Sementara itu, Clarisse Loughrey dari media Inggris Independent memuji kepiawaian DaCosta dalam mengemas cerita trio The Marvels. Sang sutradara disebut mampu menawarkan ide dan cerita khas MCU, yakni keberadaan superhero yang layak didukung penonton.
Dalam ulasan lengkapnya, Loughrey juga memuji The Marvels sebagai film yang manis dan lucu, tetapi tidak terlihat bodoh.
"DaCosta menawarkan kepada kita satu hal yang membuat waralaba ini berhasil--pahlawan yang benar-benar ingin kita dukung," ujar Clarisse Loughrey dari Independent.
The Marvels digarap Nia DaCosta yang dikenal sebagai sutradara Little Woods (2018) dan Candyman (2021). DaCosta juga menjadi penulis skenario bersama Megan McDonnell dan Elissa Karasik.
Film ini menggabungkan tiga superhero wanita MCU, yakni Brie Larson sebagai Carol Danvers alias Captain Marvel, Teyonah Parris sebagai Monica Rambeau, dan Iman Vellani sebagai Ms. Marvel.
Selain itu, The Marvels kembali menampilkan Samuel L. Jackson sebagai Nick Fury. Film ini juga menjadi debut Zawe Ashton sebagai Dar-Benn dan Park Seo-joon sebagai Prince Yan di MCU.
The Marvels tayang sejak 8 November di bioskop.
(frl/chri)