Kabar tersebut muncul setelah Melissa Barrera didepak dari proyek Scream VII pada Selasa (21/11). Pemecatan terjadi setelah Melissa merilis banyak unggahan media sosial yang menyatakan dukungan untuk Palestina.
Dalam sejumlah unggahan, Barrera menyerukan dukungan untuk warga Palestina yang semakin tertekan di Gaza. Ia juga mengatakan agresi Israel belakangan ini sebagai genosida dan pembersihan etnis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehari setelahnya, Rabu (22/11), Melissa buka suara usai dipecat dari proyek film Scream VII imbas membela Palestina. ia mengawali pernyataan dengan mengutuk antisemitisme dan Islamofobia.
Barrera merasa bertanggung jawab untuk menyuarakan isu-isu penting dan berpihak kepada kelompok yang membutuhkan. Ia mengatakan tanggung jawab itu karena statusnya sebagai figur publik keturunan Latin.
"Setiap orang di muka bumi ini--tanpa melihat agama, ras, etnis, gender, orientasi seksual, atau status sosial dan ekonomi--berhak atas kesetaraan hak asasi manusia, martabat, dan kebebasan," ujar Barrera, dalam unggahan Instagram Story pada Rabu (22/11).
"Saya percaya sekelompok orang BUKAN pemimpin mereka, dan tidak ada badan pemerintahan yang boleh lepas dari kritik," lanjutnya.
Proyek Scream VII juga kian di ujung tanduk setelah Jenna Ortega yang berperan sebagai Tara Carpenter mundur karena bentrok dengan jadwal syuting Wednesday season 2.
Imbasnya, film ketujuh itu kehilangan Barrera dan Ortega yang menjadi pemeran utama dalam dua film terakhir. Kedua aktris itu bahkan digadang-gadang sebagai figur vital yang membantu saga Scream kembali bangkit.
Scream (2022) mencetak penghasilan box office global sebesar US$137,7 juta. Barrera kembali membintangi Scream VI (2023) yang juga meraih box office impresif sebesar US$168,9 juta.
Sementara itu, film Scream VII sedang dalam tahap pengembangan. Christopher Landon menjadi sutradara untuk proyek terbaru itu, mengganti posisi duo Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett.
(far/chri)