Jakarta, CNN Indonesia --
Pemilu 2024 kembali diikuti banyak selebritas yang mencalonkan diri untuk menjadi anggota DPR RI periode 2024-2029. Sejumlah nama berpotensi lolos ke DPR karena meraup suara terbanyak di daerah pemilihan mereka, salah satunya adalah Uya Kuya.
Kendati demikian, banyak pula artis yang tampak sulit lolos ke Senayan karena jumlah suara partai mereka di bawah ambang batas atau karena perolehan suara mereka sebagai calon sedikit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syarat caleg lolos ke parlemen
Syarat seorang caleg lolos DPR diatur dalam Pasal 411 ayat (2) Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Penetapan hasil pemilu caleg maju lolos ke Senayan terdiri atas perolehan suara parpol dan calon anggota DPR.
"Hasil Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota terdiri atas perolehan suara partai politik, calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota serta perolehan suara calon anggota DPD," bunyi aturan itu.
Dalam Pasal 414 ayat (1), UU tersebut mengatur ambang batas perolehan suara untuk partai bisa lolos ke parlemen.
"Partai Politik Peserta Pemilu harus memenuhi ambang batas perolehan suara paling sedikit 4% (empat persen) dari jumlah suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR."
[Gambas:Video CNN]
Oleh sebab itu, parpol peserta Pemilu yang mendapatkan suara kurang dari empat persen dipastikan tidak bakal diikutsertakan dalam penghitungan perolehan kursi DPR di setiap dapil, seperti yang diatur dalam Pasal 415.
Berdasarkan data real count Komisi Pemilihan Umum versi Kamis (22/2) pukul 07.00 WIB, suara yang masuk adalah 502.225 dari 823.326 TPS atau sekitar 61,01 persen.
Beberapa partai politik diprediksi tak mencapai ambang batas dan membuat para kadernya tak lolos ke parlemen.
Partai-partai tersebut adalah PSI dengan 1.747.413 suara atau sekitar 2,55 persen dari total suara yang masuk. Kemudian, Perindo (877.887 suara atau 1,28 persen), Partai Gelora (640.503 atau 0,93 persen), Partai Hanura (516.699 atau 0,75 persen), dan Partai Buruh (421.862 suara atau 0,61 persen).
Empat partai kini tercatat mengumpulkan kurang dari 0,5 persen suara yang masuk, yakni PBB, Partai Garda, Partai Ummat, dan Partai Kebangkitan Nusantara.
Berikut beberapa artis berpotensi tak lolos jadi anggota DPR di Pemilu 2024.
Vicky Prasetyo
Vicky Prasetyo maju dari Partai Perindo dapil Jawa Barat VI. Di daerah pemilihan itu, ia sesungguhnya mendapatkan suara terbanyak di antara lima caleg lainnya dari Perindo, yakni 1.898 suara.
Data tersebut berdasarkan perhitungan versi Kamis (22/2) pukul 1.00 WIB dengan progress 5.435 dari 12.648 TPS atau sekitar 42,97 persen.
Kendati demikian, Perindo hingga kini masih jadi partai yang belum tembus 4 persen.
Lanjut ke sebelah...
Doadibadai
Doadibadai atau Badai Kerispatih juga berisiko tak lolos akibat suara partainya, PSI, tak tembus empat persen. Ia maju dengan dapil yang sama dengan Aldi Taher, Jawa Barat VI.
Di antara enam caleg PSI di dapil itu, perolehan Badai berada di posisi buntut, yakni 1.165 suara. Angka tersebut berdasarkan penghitungan terhadap 5.435 dari 12.648 TPS atau sekitar 42,97 persen per 01.00 WIB.
Aldi Taher
Aldi Taher pun berpotensi tak masuk parlemen karena partainya, Perindo, tak tembus ambang batas suara. Dalam Pemilu 2024, ia nyaleg dengan dapil Jawa Barat VII.
Berdasarkan real count KPU versi 8.00 WIB dan perhitungan 7.158 dari 18.000 TPS yang setara dengan 39,77 persen total suara, Aldi Taher mengumpulkan 1.628 suara dan menjadi yang ketiga terbanyak di antara calon lainnya.
Venna Melinda
Perolehan suara Venna Melinda sesungguhnya tembus lima digit di dapil Jawa Timur VI. Ia mendapatkan 10.960 suara berdasarkan penghitungan terhadap 10.996 dari 12.955 TPS di sana.
Kendati demikian, peluang Venna Melinda ke parlemen tampaknya terhambat dari Partai Perindo yang masih jauh untuk tembus empat persen.
[Gambas:Video CNN]
Sultan Djorghi
Sultan Djorghi berpotensi tak lolos karena perolehan suaranya. Penyanyi tersebut menjadi caleg dari dapil Sumatera Utara I untuk Partai Golkar yang sesungguhnya akan lolos ke parlemen.
Namun, ia kini baru mengumpulkan 568 suara atau terendah kedua di antara 10 caleg Partai Golkar di dapil itu. Dua posisi tertinggi dipegang Musa Rajekshah dan Meutya Hafid dengan lebih dari 28 ribu suara.
Data itu berdasarkan perhitungan versi 5.00 WIB, 5.704 dari total 15.731 TPS atau sekitar 36,26 persen total suara.
Didi Riyadi
Peluang Didi Riyadi ke parlemen diperkirakan tak besar. Perolehan suara caleg Partai NasDem dapil Jawa Barat XI itu kini menempati posisi keempat dengan 5.042 suara. Suara tiga caleg NasDem di atasnya sudah tembus lima digit.
Angka itu berdasarkan penghitungan 11.570 dari 15.093 TPS atau setara dengan 76,66 persen, per pukul 07.00 WIB.
Krisna Mukti
Krisna Mukti diperkirakan tak bisa kembali ke DPR dalam Pemilu 2024. Caleg NasDem dapil Jawa Timur 1 ini baru mengumpulkan 1.922 suara yang membuatnya di posisi keenam dari 10 calon lainnya.
Angka itu berdasarkan penghitungan 8.362 dari 13.733 TPS atau setara dengan 60,89 persen, per pukul 08.00 WIB.
Aktor sekaligus presenter itu sebelumnya menjadi anggota dewan periode 2014-2019 dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan dapil Jawa Barat VII. Pada Pemilu 2019, ia sudah jadi caleg Partai NasDem dan tak lolos parlemen dengan perolehan 4.609 suara.
Terkait real count KPU, terdapat kejanggalan Sirekap Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 lantaran ada perbedaan antara jumlah perolehan total suara partai dengan jumlah akumulasi suara yang didapatkan tiap-tiap caleg.
Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja juga telah menegaskan bahwa Sirekap bukan penentu rekapitulasi. Penentu hasil Pemilu adalah penghitungan manual.
"Harus kami sampaikan bahwa Sirekap adalah bukan penentu terhadap rekapitulasi. Penentunya tetap menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (tentang Pemilihan Umum) adalah manual rekapitulasi. Jadi bukan Sirekap. Sirekap hanya alat bantu," kata Bagja, Kamis (15/2).