Review Serial: Live Action Avatar the Last Airbender (2024)

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Rabu, 28 Feb 2024 20:20 WIB
Review serial: live action Avatar the Last Airbender jadi awal yang baik untuk pengembangan baru dan dinantikan kelanjutannya dengan sedikit catatan.
Review serial: live action Avatar the Last Airbender jadi awal yang baik untuk pengembangan baru dan dinantikan kelanjutannya dengan sedikit catatan. (Netflix)
img-title
4
Meski tak luput dari catatan imbas ubah penceritaan, live action Avatar the Last Airbender tetap menyenangkan ditonton fan , dan mudah diikuti penonton baru.
Jakarta, CNN Indonesia --

Review di bawah ini mengandung spoiler/beberan. 

Meski mendapatkan ulasan miring para kritikus, live action Avatar: The Last Airbender menjadi serial yang benar-benar bisa saya nikmati hingga akhir. Nostalgia dirasakan begitu kuat bagi fan animasi yang tayang hampir dua dekade lalu.

Mengadaptasi animasi legendaris yang begitu dicintai penggemar bertahun-tahun tentu bukan hal mudah dan menjadi tanggung jawab besar bagi para tim produksi serta bintangnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka harus tetap bisa membuat para fan terhibur dan bernostalgia dengan tontonan favorit, tapi juga bisa menarik perhatian penonton baru.

Serial yang digarap Albert Kim ini jelas terlihat menjaga supaya inti cerita Book One: Water versi original tetap tersampaikan dalam live action, meski memiliki penceritaan dan perspektif baru.

Penceritaan berbeda jelas terlihat atau terdengar sejak opening credits hingga episode kedelapan musim pertama berakhir.

Hal tersebut juga membuat live action menghadirkan beberapa karakter yang sesungguhnya tak muncul pada Book One, jadi muncul pada musim pertama live action Avatar: The Last Airbender.

[Gambas:Video CNN]

Kendati demikian, perubahan-perubahan tersebut masih menyatu dengan jalan cerita karya original. Begitu pula dengan penambahan cerita untuk memperdalam kisah para karakter yang tetap amat bisa dinikmati.

Pendalaman dan sudut pandang baru tersebut bisa dibilang terasa amat baik untuk kisah Air Nomads, Aang terutama saat bersama Gyatso, serta Zuko dan prajurit Negara Api yang menemaninya.

Walau memiliki penceritaan berbeda, tim produksi memastikan visual dalam live action tetap ciamik. Penggambaran dari tiap tribe, seperti kawasan, pakaian, hingga properti mereka benar-benar seperti dalam versi animasinya.

Avatar: The Last Airbender. Gordon Cormier as Aang in season 1 of Avatar: The Last Airbender. Cr. Robert Falconer/Netflix © 2024Review serial: Live action Avatar: The Last Airbender memiliki visual yang ciamik dan mempertahankan yang penting-penting dari versi animasi. (Netflix/Robert Falconer)
Avatar: The Last Airbender. (L to R) Kiawentiio as Katara, Ian Ousley as Sokka, Gordon Cormier as Aang in season 1 of Avatar: The Last Airbender. Cr. Courtesy of Netflix © 2024Review serial: Live action Avatar: The Last Airbender memiliki visual yang ciamik dan mempertahankan bagian penting dari versi animasi. (Netflix)

Apresiasi saya berikan kepada tim casting. Bintang-bintang muda; Gordon Cormier, Kiawantiiio, Ian Ousley, dan Dallas Liu, bisa menghidupkan dengan baik karakter mereka masing-masing, Aang, Katara, Sokka, dan Zuko.

Menghadirkan aktor dengan usia yang tak jauh dari karakter original membuat adaptasi jadi natural. Terutama Gordon sebagai Aang yang tampak bersenang-senang bak anak seusianya dengan segala keusilannya.

Secara khusus, saya memberikan apresiasi kepada Dallas Liu. Dalam beberapa kesempatan, ia mengaku sebagai fan animasi Avatar: The Last Airbender. Hal tersebut ia buktikan saat berakting sebagai pewaris takhta Negara Api. Dallas Liu adalah Zuko.

Pujian setinggi-tingginya juga saya berikan kepada dua aktor senior Paul Sun-Hyung Lee dan Lim Kay Siu yang amat ciamik memerankan Uncle Iroh dan Monk Gyatso. Kehadiran mereka selalu sukses membuat adegan begitu heartwarming.

Avatar: The Last Airbender. Lim Kay Siu as Gyatso in season 1 of Avatar: The Last Airbender. Cr. Courtesy of Netflix © 2024Review serial: Live action Avatar: The Last Airbender mengembangkan kisah Gyatso (Lim Kay Siu) dan Aang dengan sangat indah dan jadi nilai tambah dalam pengadaptasian. (Netflix)
Avatar: The Last Airbender. (L to R) Arden Cho as June, Dallas Liu as Prince Zuko, Paul Sun-Hyung Lee as Iroh in season 1 of Avatar: The Last Airbender. Cr. Robert Falconer/Netflix © 2024Review serial: Para pemeran menghidupkan karakter masing-masing dengan sangat baik, seperti Arden Cho sebagai June, Dallas Liu sebagai Zuko, dan tentunya Paul Sun-Hyung Lee sebagai Iroh. (Netflix/Robert Falconer)

Begitu pula dengan Arden Cho sebagai June dan Maria Zhang sebagai Suki.

Unsur lain yang membuat fan bisa mudah bernostalgia adalah scoring dan sound effect yang begitu familier di telinga. Tim produksi tanpa disangka memasukkan instrumental untuk salah satu adegan paling menyedihkan dalam serial baik versi animasi dan live action.

Aspek lain yang patut dipuji adalah bending (pengendalian elemen). Tim produksi dan para pemain jelas terlihat bekerja keras memastikan bending tampak riil di depan kamera melalui banyak pelatihan seni bela diri, seta didukung CGI dan VFX yang mulus.

Lanjut ke sebelah...

Review Serial: Live Action Avatar the Last Airbender (2024)

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER