Kritikus film dari Variety, Owen Gleiberman, bahkan menilai film itu berhasil menampilkan sisi gelap dari manusia lewat rangkaian cerita mengerikan.
"Lewat pembingkaian dan desain suara yang cermat, kengeriannya menggerogoti setiap pengambilan gambar," ujar Robbie Collin dari Daily Telegraph.
"Ini adalah film yang luar biasa--mengerikan, meditatif, dan imersif. Sebuah film yang menampilkan kegelapan manusia dan menelitinya seolah berada di bawah suatu mikroskop," tutur Gleiberman dari Variety.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, ada pula ulasan negatif yang dilontarkan kritikus terhadap The Zone of Interest, seperti kritik dari Manohla Dargis dalam ulasannya yang dimuat di New York Times.
Ia menganggap karya Jonathan Glazer itu tidak lebih dari film bernuansa art-house yang hampa, sekaligus membesar-besarkan dirinya lewat latar Holocaust di Auschwitz.
"Yang jelas dari apa yang ditampilkan adalah Glazer membuat sebuah film arthouse hampa dan membesar-besarkan diri dengan latar Auschwitz selama Holocaust," tulis Dargis dari NY Times.
The Zone of Interest diadaptasi secara longgar dari novel berjudul sama karya Martin Amis yang terbit pada 2014. Jonathan Glazer, sang sutradara, sebelumnya dikenal lewat film Sexy Beast (2000), Birth (2004), dan Under the Skin (2013).
Selain Christian Friedel dan Sandra Huller, The Zone of Interest juga dibintangi Johann Karthaus, Luis Noah Witte, Nele Arensmeier, hingga Lilli Falk.
Film itu meraih lima nominasi Oscar 2024, termasuk untuk kategori Best Picture, Best Director, dan Best International Feature Film sebagai perwakilan Inggris Raya.
The Zone of Interest tayang di bioskop mulai 6 Maret 2024.