40 Ribu Orang Teken Petisi Tuntut Status Top Job Creator HYBE Dicabut
Viral petisi menuntut pemerintah membatalkan penunjukan HYBE sebagai "top job creator" atau pencipta lapangan kerja teratas di platform Majelis Nasional. Petisi tersebut telah mengumpulkan lebih dari 40.000 tanda tangan.
Pada 30 Oktober, petisi berjudul "Permintaan untuk Membatalkan Penunjukan HYBE sebagai Pencipta Lapangan Kerja Teratas" dipublikasikan di web Majelis Nasional dan mengumpulkan lebih dari 40 ribu tanda tangan hingga Selasa (5/11).
"Memastikan integritas dan keberlanjutan sistem yang bertujuan memelihara bakat dan membangun budaya manajemen tenaga kerja yang kooperatif," bunyi tujuan petisi itu seperti diberitakan Korea JoongAng Daily, Selasa (5/11).
Pemohon meminta pemerintah mencabut penunjukan HYBE itu menyusul dugaan masalah pelecehan di tempat kerja. Pemohon juga mengkritik Kementerian Ketenagakerjaan dan Perburuhan karena tidak mengambil tindakan yang lebih tegas terhadap HYBE.
Mereka menunjukkan bahwa kementerian belum memberikan informasi terbaru yang jelas tentang investigasi atas tuduhan pelecehan di tempat kerja, meskipun ada seruan dari politikus Park Hong-bae untuk mencabut sebutan "pencipta pekerjaan teratas" HYBE selama audit Majelis Nasional pada 15 Oktober.
Pemohon berpendapat bahwa kurangnya tegasnya tindakan tersebut menunjukkan pengabaian terhadap integritas kebijakan Majelis Nasional.
Jika petisi Majelis Nasional menerima lebih dari 50.000 tanda tangan dalam 30 hari, petisi tersebut akan dilanjutkan ke tinjauan komite dan subkomite sebelum berpotensi diserahkan ke sesi pleno.
Sorotan terhadap HYBE meningkat pada 15 Oktober ketika member NewJeans, Hanni, bersaksi di Komite Lingkungan dan Perburuhan Majelis Nasional bahwa seorang manajer HYBE dari grup idol lain memberi tahu artisnya untuk "mengabaikannya" hingga berujung pada dugaan perundungan.
Pada audit Majelis Nasional pada 24 Oktober, politikus Min Hyung-bae dari Partai Demokrat mencecar COO HYBE Kim Tae-ho tentang praktik internal agensi yang kontroversial.
Min Hyung-bae mengungkapkan dokumen internal HYBE berjudul "Laporan Industri Musik Mingguan," yang memuat komentar-komentar yang merendahkan idola K-pop lainnya, seperti "Agensi ini mendebutkan para anggotanya pada usia ketika mereka semua tampak jelek," "Operasi plastik mereka berlebihan," dan "Para anggotanya sangat tidak menarik."
CEO HYBE Lee Jae-sang, yang juga dikenal sebagai Jason Lee, mengeluarkan permintaan maaf resmi di situs web resmi perusahaan pada 29 Oktober, mengakui bahwa isi dokumen tersebut sangat tidak pantas.
"Penyertaan bahasa yang provokatif dan kasar untuk menggambarkan artis K-pop, penambahan opini dan evaluasi pribadi, dan fakta bahwa pernyataan ini didokumentasikan secara tertulis semuanya tidak dapat diterima," kata Lee Jae-sang.
"Kami sangat menyesal dan malu bahwa tindakan ini telah menyebabkan tuduhan tidak berdasar tentang niat jahat, yang menyebabkan kerugian besar dan kesalahpahaman terhadap artis dan karyawan yang tidak bersalah."
(chri)