Makan Bergizi Gratis: Investasi Gizi untuk Masa Depan Indonesia

Advertorial | CNN Indonesia
Kamis, 19 Jun 2025 21:50 WIB
Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen serius dalam membangun sumber daya manusia unggul melalui peluncuran Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program Makan Bergizi Gratis. (CNN Indonesia/Adi Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen serius dalam membangun sumber daya manusia unggul melalui peluncuran Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Dimulai pada 6 Januari 2025, program ini menjadi salah satu agenda prioritas nasional yang bertujuan untuk mengatasi masalah gizi, sekaligus memperkuat ekonomi lokal.

MBG akan diterapkan secara bertahap, mencakup seluruh jenjang pendidikan dari PAUD hingga SMA/sederajat di berbagai kabupaten/kota.

"Kalau kita lihat sampai dengan 21 Mei ini yang telah dijangkau mendapatkan MBG ini ada 3.977.514 orang penerima manfaat yang terdiri atas anak sekolah berbagai level SD, SMP, SLTA dan sederajat juga ibu hamil," ungkap Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam Konferensi Pers APBN Kita di Jakarta pada Jumat (23/05).

Program ini tidak hanya menyasar anak-anak sekolah, tetapi juga kelompok rentan lainnya demi menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan siap bersaing di masa depan.

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 83 Tahun 2024, Badan Gizi Nasional (BGN) ditunjuk sebagai pelaksana utama program MBG. Sasaran utama terbagi ke dalam empat kelompok kritis.

Pertama, peserta didik dari jenjang pendidikan anak usia dini hingga menengah, baik pendidikan umum, keagamaan, kejuruan, khusus, maupun pesantren. Gizi yang cukup bagi anak sekolah sangat penting untuk mendukung konsentrasi, pertumbuhan, dan perkembangan kognitif.

Kedua, anak usia di bawah lima tahun (balita), yang berada pada fase emas pertumbuhan. Pada periode ini, kekurangan gizi bisa menimbulkan dampak jangka panjang yang tidak bisa dipulihkan.

Ketiga, ibu hamil. Asupan gizi yang baik selama masa kehamilan sangat penting untuk mencegah komplikasi, memastikan kehamilan sehat, serta menurunkan risiko kelahiran prematur dan stunting pada bayi.

Keempat, ibu menyusui. Gizi yang cukup membantu produksi ASI yang berkualitas, yang krusial untuk perkembangan optimal bayi sejak lahir.

Adapun target MBG hingga akhir 2025 adalah menjangkau setidaknya 17,9 juta individu dari empat kelompok tersebut.

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menyebutkan populasi penduduk Indonesia akan terus bertambah dengan populasi miskin yang mempunyai rata-rata pendidikan hanya 9 tahun sehingga menghasilkan kemiskinan terstruktur, di mana anak-anak dari rumah tangga miskin akan melahirkan generasi yang juga tidak mampu.

"Kalau kita tidak intervensi dari sekarang, kita bukan mendapatkan bonus demografi, tapi mungkin disaster demografi," tegasnya di Special Interview oleh CNN Indonesia dilansir di kanal YouTube @CNNindonesiaOfficial (20/1).

Pelaksanaan program saat ini difokuskan di daerah-daerah yang sudah memiliki infrastruktur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dan secara bertahap akan diperluas ke wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

adv hiburan

Program MBG untuk Balita dan Ibu Hamil-Menyusui. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Lebih dari Sekadar Gizi

Program MBG dirancang tidak hanya untuk meningkatkan status gizi masyarakat, tetapi juga untuk mendongkrak ekonomi lokal.

Di mana BGN memastikan keterlibatan petani lokal, produsen pangan, UMKM, BUMDes, dan koperasi dalam rantai pasok makanan bergizi yang disediakan.

"Sekarang dengan adanya SPPG-SPPG di daerah diharapkan menjadi offtaker bagi produk-produk lokal. Karena 85% uang yang masuk ke SPPG itu digunakan untuk membeli bahan baku. Dan bahan bakunya itu 95% adalah produk pertanian," terang Dadan.

Koordinasi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), dan Kementerian Koperasi dilakukan untuk memastikan pasokan bahan pangan berasal dari sumber yang memberdayakan masyarakat lokal.

Anggaran Berkelanjutan dan Komitmen Pemerintah

Keberlanjutan program menjadi prioritas. Kementerian Keuangan, melalui Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), memastikan bahwa MBG akan tetap mendapatkan alokasi anggaran dalam tahun-tahun mendatang.

Pada tahun anggaran 2026, MBG akan tetap dibiayai sebagai bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat, yang merupakan bagian dari delapan misi prioritas (astacita) Presiden Prabowo Subianto.

Penetapan jumlah penerima manfaat akan menyesuaikan arahan Presiden, kesiapan BGN, serta hasil evaluasi pelaksanaan program oleh Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan.

DJA menekankan bahwa implementasi MBG mencakup lima pilar utama:

1. Penyediaan makanan bergizi

Makanan akan didistribusikan secara gratis ke sekolah, posyandu, fasilitas kesehatan, atau langsung ke rumah tangga sasaran. Makanan yang diberikan wajib memenuhi standar gizi seimbang.

2. Edukasi gizi

Kampanye penyuluhan akan digelar untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang, pemilihan bahan makanan yang tepat, dan teknik pengolahan makanan yang sehat.

3. Pemantauan dan evaluasi

Program ini akan dipantau secara berkala melalui pengukuran indikator kesehatan seperti tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala, guna mengukur efektivitas program dan memastikan hasil yang sesuai target.

4. Kerja sama lintas sektor

Kesuksesan program ditopang sinergi antara BGN, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, Kementerian Sosial, BPOM, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya.

5. Pemberdayaan UMKM lokal

Untuk menjamin keberlanjutan, UMKM lokal akan menjadi mitra utama dalam menyediakan makanan segar dan berkualitas sekaligus menciptakan efek ekonomi berganda di masyarakat.

Dengan menjadikan akses makanan bergizi sebagai hak dasar dan investasi jangka panjang, Program Makan Bergizi Gratis dinilai mampu membawa perubahan signifikan terhadap masa depan bangsa.

Dampaknya tidak hanya terlihat dalam angka-angka kesehatan dan pendidikan, tetapi juga dalam produktivitas nasional dan daya saing global.

Bahkan, keberhasilan program ini akan menjadi kunci dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, menciptakan generasi yang cerdas, sehat, dan produktif yang mampu bersaing di tingkat global.

"Kita ingin program ini tidak hanya sebagai investasi SDM jangka panjang, di mana gizi menjadi bagian penting untuk pertumbuhan anak. Tapi juga membangkitkan ekonomi daerah," tandas Dadan.

Sebagai informasi, Indonesia bukan satu-satunya negara yang menerapkan program makan bergizi bagi anak sekolah.

Di Amerika Serikat, program ini dikenal sebagai National School Lunch Program. India menjalankan Mid-Day Meal Scheme, sementara negara-negara di Afrika mengembangkan model Homegrown School Feeding.

Berdasarkan Studi Bank Dunia pada 2024 mencatat bahwa program makan bergizi dapat meningkatkan kehadiran siswa, partisipasi belajar, dan menurunkan angka stunting. Di negara-negara maju, program ini bahkan mampu menekan risiko obesitas dan diabetes sejak usia dini.

Data dari World Food Programme juga menunjukkan bahwa program makan bergizi mampu memberdayakan petani lokal, memperkuat ekonomi desa, meningkatkan ketahanan pangan, dan sekaligus menurunkan emisi karbon karena rantai pasok yang lebih pendek.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER