Kemenkeu Gelontorkan Rp8 Triliun untuk Deteksi & Pengobatan TBC Gratis

Advertorial | CNN Indonesia
Kamis, 03 Jul 2025 11:00 WIB
Pemerintah menaruh perhatian besar terhadap upaya pengendalian tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Melalui Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC),
Foto: iStockphoto/jittawit.21
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah menaruh perhatian besar terhadap upaya pengendalian tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Melalui Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), negara hadir untuk memberikan layanan deteksi dan pengobatan TBC secara gratis bagi seluruh masyarakat.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pun mengalokasikan anggaran sebesar Rp8 triliun guna mendukung keberlangsungan program ini. Anggaran besar ini menjadi fondasi penting dalam membangun sistem kesehatan yang tangguh dan inklusif.

Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan bidang Ekonomi, Fithra Faisal, menjelaskan bahwa pemerintah telah memperoleh data terkait potensi penyakit degeneratif, termasuk TBC.

Dengan intervensi sejak dini, pemerintah berharap penderita tetap dapat menjalani hidup produktif, bekerja, dan menopang perekonomian keluarganya.

"Sehingga apa? Dia akan menjadi tetap produktif. Itu yang utamanya, dia bisa tetap bekerja dan berguna untuk keluarganya. Sehingga income-nya tidak anjlok dan akhirnya pertumbuhan ekonomi kalau kita lihat secara terukur, pasti akan terbantu dengan itu," kata Fithra dikutip Jumat (27/6).

Keseriusan acaman TBC terlihat berdasarkan data. Di mana setiap tahun, sekitar 125.000 warga Indonesia meninggal karena penyakit ini, setara dengan 15 kematian setiap jam.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah menyiapkan layanan komprehensif mulai dari skrining, penemuan kasus, hingga pengobatan tuntas secara gratis.

Anggaran Rp8 triliun tersebut digunakan untuk menjangkau hingga 10,9 juta orang yang membutuhkan deteksi dan pengobatan TBC, serta mendanai pendampingan uji klinis vaksin TBC di empat lembaga.

Dengan teratasinya penyakit TBC, lanjut Fithra, mengurangi beban klaim yang harus ditanggung BPJS. Dalam hal ini, pemerintah melakukan pendekatan ekonomi holistik. Baik dari sisi hulu maupun hilirnya.

"Klaim kepada BPJS kesehatan itu, memang lebih banyak dari penyakit-penyakit yang sifatnya degeneratif. Artinya, ada peran kuratif dan preventif yang dijalankan pemerintah," imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan fakta mengejutkan. Setiap lima menit terdapat dua orang di Indonesia meninggal dunia karena terpapar TBC.

"Setiap lima menit ada dua yang wafat. Kita bicara di acara ini, yang wafat karena TBC mungkin sudah 20 lebih," ujar Menkes Budi saat kunjungan ke Desa Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), Rabu (11/6).

Dia bilang, TBC merupakan penyakit menular yang bisa disembuhkan, namun masih menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Untuk itu, masyarakat awam perlu tahu bagaimana pentingnya deteksi dini dan pengobatan hingga tuntas. Itu kunci pengendalian penyakit TBC.

"Masalahnya, selesainya (konsumsi obat) itu enam bulan. Minumnya setiap hari, pilnya banyak, lebih dari empat. Tapi kita sabar tidak apa-apa daripada tidak sembuh," ujar Budi.

Budi menekankan empat langkah penting yang harus dilakukan masyarakat untuk menghentikan penyebaran TBC. Yakni, menemukan pasien, memastikan segera minum obat, menyelesaikan pengobatan dan memberikan terapi pencegahan bagi kontak erat.

Ia memberikan apresiasi khusus kepada Desa Klapanunggal atas konsistensinya dalam skrining aktif dan pendampingan pasien TBC hingga sembuh, lewat program desa siaga TBC. Langkah ini perlu ditiru desa-desa lain di Indonesia.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER