Review Film: Superman (2025)

Muhammad Feraldi | CNN Indonesia
Jumat, 11 Jul 2025 19:30 WIB
img-title
5
Review Superman (2025): Terobosan yang hadirkan angin segar dari memadukan esensi ketulusan superhero klasik dan aksi heroiknya.
Jakarta, CNN Indonesia --

"It's a bird... it's a plane... it's Superman!"

Di tangan James Gunn, Superman melesat dengan segala hal yang dirindukan pencinta Man of Steel dan penggemar superhero. Reboot ini menunjukkan esensi Superman sebagai dongeng superhero klasik yang tulus di tengah keseruan aksi heroik.

Saya sepakat dengan komentar yang menganggap Superman (2025) sebagai angin segar. Gebrakan pertama waralaba DC Universe ini tampak kontras, terutama dibandingkan versi DC Extended Universe (DCEU).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semua memang tergantung selera, tetapi tidak bisa dipungkiri juga bahwa penulis sekaligus sutradara James Gunn menerapkan cara yang jitu dalam menggarap Superman (2025).

Ia sadar reboot Superman terdahulu terlalu saklek dalam menerjemahkan perjalanan Clark Kent dan semesta di sekitarnya. Pakem yang semakin bikin jemu itu diubah habis-habisan dengan terobosan baru.

Gunn enggan membuat Superman sebagai film yang hanya berisikan origin story. Ia memilih langsung mengajak penonton di tengah masalah rumit yang dihadapi Superman (David Corenswet) setelah beberapa tahun beraksi sebagai sang penyelamat Bumi.

Awal yang lugas itu kemudian berkembang menjadi perjalanan menyelami Superman. Pengetahuan mendalam James Gunn tentang Man of Steel membuat penonton mendapatkan sudut pandang berbeda tentang si manusia super ini.

[Gambas:Video CNN]

Kali ini, James Gunn menunjukkan sisi comic nerd dalam diri Kal-El dengan menampilkan materi yang jarang diangkat sutradara sebelumnya. Beberapa di antaranya cukup berkesan, seperti Krypto the Dog yang akhirnya muncul setelah sekian lama hanya mejeng di komik atau serial animasi.

Superman juga menghadirkan beberapa pahlawan super yang kurang populer lewat Justice Gang: Guy Gardner (Nathan Fillion), Mr. Terrific (Edi Gathegi), Hawkgirl (Isabela Merced), kemudian Metamorpho (Anthony Carrigan).

Namun, yang paling penting dari sisi nerdy James Gunn adalah kemampuannya menangkap esensi utama tentang Superman, yakni tentang manusia dan kemanusiaan.

Itu terlihat jelas dari gambaran Superman yang ditampilkan sebagai sosok rapuh hingga berkali-kali terluka dan berdarah.

Krypto dalam film Superman (2025). (DC/Warner Bros. Pictures)Review Superman (2025): Krypto menjadi salah satu aspek yang menampilkan sisi vulnerable Man of Steel. 

Goresan luka dan darah yang mengucur di wajah tentu menjadi hal aneh untuk manusia digdaya seperti Superman. Namun, ketidaksempurnaan itu pula yang membuat Man of Steel saat ini terasa lebih dekat dengan penonton.

Ia masih dikaruniai kemampuan metahuman, dari kekuatan tak tertandingi sampai laser merah dan kecepatan super. Namun, Superman juga orang biasa yang mengalami berbagai macam emosi seperti manusia pada umumnya.

Pesan itu disalurkan dengan manis karena benar-benar menampilkan Superman sebagai karakter dengan ketulusan hati. Mungkin ini terasa naif bagi sebagian orang, tetapi kemurnian dan rasa optimis semacam ini penting untuk bersemayam di film superhero.

Kemurnian ini tentu tidak akan berhasil jika Gunn salah memilih orang. Untungnya, takdir berlabuh kepada David Corenswet yang sangat sempurna untuk memerankan Man of Steel.

Ia menghadirkan sentuhan klasik Superman versi Boy Scout yang banyak dirindukan orang karena ketulusannya begitu terasa dari pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Corenswet bukan satu-satunya orang paling tepat untuk mendapatkan perannya di Superman. Hal itu juga berlaku kepada Rachel Brosnahan sebagai Lois Lane dan Nicholas Hoult sebagai Lex Luthor.

Brosnahan sangat berpengaruh setiap kali muncul sebagai Lois, bahkan meski tidak sedang bersama Clark Kent/Superman. Namun, ketika dua kekasih itu bertemu, mereka dapat menghadirkan ikatan emosi yang sangat terasa.

Nicholas Hoult juga membawa Lex Luthor menjadi ke level berbeda. Sebagai salah satu aktor dengan filmografi termewah di barisan bintang Superman, ia mampu menunjukkan perasaan iri Lex Luthor yang membuncah hingga berubah menjadi satu obsesi tanpa ujung.

Di antara trisula utama Superman, perhatian saya juga tertuju pada penampilan apik Edi Gathegi sebagai Mister Terrific. Saya tidak mengira aksinya akan menawan, sebelum akhirnya pria bernama Michael Holt itu beraksi sebagai ahli teknologi yang kerap melontarkan kelakar deadpan.

Lanjut ke sebelah...

Review Film: Superman (2025)

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER