James Gunn yang memegang kendali DC Studios bersama Peter Safran juga ternyata tidak sungkan mengangkat isu sosial yang menjadi urgensi besar di dunia nyata.
Ia membawa dua komentar sosial besar lewat film ini, yakni kisah imigran lewat Superman dan topik kolonialisme yang masih relevan hingga sekarang lewat pendudukan Boravia terhadap Jahanpur.
Cerita imigran memang menjadi salah satu inti pergulatan yang dihadapi Superman pada cerita aslinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam versi ini, isu tersebut juga masih diangkat dengan aksi pembunuhan karakter oleh musuh bebuyutan Superman, Lex Luthor (Nicholas Hoult).
Sedangkan terkait pendudukan Boravia terhadap Jahanpur yang menjadi penyebab awal persoalan Superman, saya terkejut dengan betapa lugasnya situasi itu digambarkan oleh Gunn.
Ia sepertinya ingin menggambarkan keadaan itu dengan segamblang mungkin, supaya penonton dengan mudah mengartikan situasi politik sungguhan mana yang sedang disinggung sang sutradara.
Acungan jempol rasanya layak diberikan kepada kedua bos DC Studios yang berani mengangkat topik ini di film blockbuster sekaliber Superman, dengan segala risiko backlash di baliknya.
Dari segi teknis, kepuasan terbesar dari Superman terlihat dari kegilaan James Gunn ketika membuat adegan bertarung. Trademark sang sutradara lagi-lagi dipamerkan dengan menyuguhkan adegan bertarung yang tak konvensional.
Meski bobot kekerasannya dikurangi agar ramah beragam usia penonton, keseruan aksi-aksi itu tetap terasa. Selain itu, bukan James Gunn namanya jika tidak ada pilihan musik apik yang mengiringi adegan bertarung tersebut.
Ia kali ini memutar musik nendang dari Teddybears ft Iggypop berjudul Punkrocker hingga 5 Years Time dari Noah and the Whale untuk mewarnai adegan-adegan sepanjang film.
Superman juga menjadi kolaborasi terbaru James Gunn bersama sinematografer Henry Braham, yang akhirnya menebus 'dosa' setelah eksekusinya tidak terlalu memuaskan ketika menggarap The Flash (2023).
Eksplorasi mendalam yang dieksekusi dengan apik dan ditunjang oleh penampilan solid para pemeran menjadi poin-poin penting di balik kualitas apik Superman.
Film tersebut juga menetapkan standar tinggi untuk waralaba DC Universe yang usianya masih seumur jagung.
Namun, jika James Gunn dapat mempertahankan idealismenya secara kreatif untuk proyek-proyek berikutnya, saga DCU berpotensi terus melesat hingga melampaui capaian perdana ini.
(frl/chri)