Cinta Laura Nilai Demo Bentuk Kekecewaan Rakyat atas Ketidakadilan
Cinta Laura buka suara mengenai rangkaian demo yang dilakukan massa sejak 25 Agustus. Demo yang menyuarakan banyak tuntutan itu masih berlangsung hingga kini di banyak daerah Indonesia.
Ia menilai rangkaian demo itu bentuk kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah atas ketidakadilan, terutama saat yang berkuasa terus mendapatkan keuntungan sedangkan rakyat masih menderita.
"Karena tentunya kita melihat ketidakadilan yang luar biasa. Orang yang berkuasa, orang yang memiliki kekuatan, orang yang mungkin memiliki materi lebih terus mendapatkan kelebihan dan kemudahan," kata Cinta Laura.
"Sedangkan banyak banget rakyat kecil yang sengsara, yang tidak dibayar selayaknya, dan tentunya, mereka rasa kecewa," tuturnya di Jakarta seperti diberitakan detikcom, Selasa (2/9).
Situasi tersebut yang kemudian dinilai Cinta Laura menjadi dasar rakyat menyuarakan kekecewaan mereka dengan turun ke jalan dan menyerukan tuntutan kepada anggota dewan perwakilan rakyat.
"Tentunya aku rasa masyarakat, penduduk Indonesia, punya hak untuk menyuarakan frustrasi mereka," ia menegaskan.
Meski unjuk rasa merupakan aksi yang diizinkan dan dijamin Undang-Undang dalam Pasal 28 UUD 1945, Cinta Laura meminta warga tetap waspada karena menilai ada oknum-oknum yang coba menjadi provokator dan pemecah belah.
Ia menekankan aksi yang dilakukan belakangan ini tujuannya adalah menyerukan tuntutan ke atas, kepada para pemimpin, anggota DPR, bukan untuk memicu konflik ke sesama warga.
"Di tengah demo ini ada yang berusaha memecah belah, dan menjadikan sesama warga kambing hitam, memprovokasi dengan isu-isu yang sengaja dimainkan supaya kita saling curiga dan saling benci," tuturnya dalam unggahan di Instagram pada Minggu (31/8).
"Kita harus sadar, lawan kita bukan sesama rakyat melainkan sebuah sistem yang dipenuhi keserakahan dan kebodohan di kursi kekuasaan. Enggak ada satu pun nyawa, seperti almarhum Affan Kurniawan, yang pantas melayang hanya demi menutup aib DPR."
Oleh sebab itu, ia mengimbau semua lapisan masyarakat tidak terpengaruh dengan provokator dan benar-benar bersatu menyuarakan tuntutan.
Para pemimpin, kata Cinta Laura, juga diharapkan membuka telinga dan hati nurani mereka dalam merespons aksi dan seruan masyarakat yang telah berlangsung beberapa waktu terakhir.
"Kita harus berdiri tegak, bukan saling tuding dan memastikan suara kita sampai ke telinga mereka yang berkuasa," tuturnya.
"Kepada anggota dewan PERWAKILAN rakyat, jajaran pemerintah, Bapak Presiden Republik Indonesia yang terhormat, please show us that you're listening," ucap Cinta.
"Dengarkan lah kita karena darah rakyat bukan harga yang pantas dibayar untuk kebodohan yang berkuasa."
Lanjut ke sebelah...