Sutradara: James Gunn
Penulis Naskah: James Gunn
Produser: Peter Safran; James Gunn
Tayang di Indonesia: 9 Juli 2025 (bioskop)
Di tangan James Gunn, Superman melesat dengan segala hal yang dirindukan pencinta Man of Steel dan penggemar superhero. Reboot ini menunjukkan esensi Superman sebagai dongeng superhero klasik yang tulus di tengah keseruan aksi heroik.
Ia sadar reboot Superman terdahulu terlalu saklek dalam menerjemahkan perjalanan Clark Kent dan semesta di sekitarnya. Pakem yang semakin bikin jemu itu diubah habis-habisan dengan terobosan baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Review selengkapnya di sini:
Lihat Juga : |
Sutradara: Yandy Laurens
Penulis Naskah: Yandy Laurens
Produser: Suryana Paramita; Ernest Prakasa; Asri Welas; Mira Lesmana; Maya Hasan
Tayang di Indonesia: 10 Juli 2025 (bioskop)
Film ini mungkin menjadi karya Yandy Laurens (penulis, sutradara) yang paling luas jangkauan interpretasinya di mata penonton.
Di balik riangnya Sore, ternyata ada gemuruh kerinduan menembus ruang dan waktu yang tersembunyi rapat. Kata rindu bahkan terasa terlalu umum untuk menggambarkan ini.
Review selengkapnya di sini:
Lihat Juga : |
Sutradara: Paul Thomas Anderson
Penulis Naskah: Paul Thomas Anderson
Produser: Adam Somner; Sara Murphy; Paul Thomas Anderson
Tayang di Indonesia: 24 September 2025 (bioskop)
Salah satu alasan utama yang membuat One Battle After Another begitu apik adalah kepiawaian penulis sekaligus sutradara Paul Thomas Anderson (PTA) membuat film ini dengan takaran seimbang untuk semua elemennya.
Keseimbangan ini menjadikan eksekusi PTA terasa cukup dalam spektrumnya masing-masing. Tak ada yang terlalu ekstrem, tak ada yang berlebihan, serta tidak luput pula menghadirkan detail kecil untuk memoles cerita.
Review selengkapnya di sini:
Lihat Juga : |
Sutradara: Jafar Panahi
Penulis Naskah: Jafar Panahi
Produser: Jafar Panahi; Philippe Martin
Tayang di Indonesia: 17 Oktober 2025 (bioskop)
It Was Just an Accident adalah salah satu contoh film yang sangat efisien dan efektif, baik dari segi penuturan dan penggarapan naskah, dramatisasi, hingga pengadeganan, serta sajian visual di layar lebar.
Karya Panahi ini sungguh menyegarkan pikiran sekaligus mengingatkan apa arti penting dari pembuatan film, yakni soal cerita kehidupan. Bukan semata-mata produksi yang megah, visual penuh efek yang grande, atau pun bintang terkenal.
Review selengkapnya di sini:
Lihat Juga : |
Sutradara: Reza Rahadian
Penulis Naskah: Reza Rahadian; Felix K. Nesi
Produser: Arya Ibrahim; Gita Fara
Tayang di Indonesia: 6 November 2025 (bioskop)
Reza Rahadian sudah menetapkan standar yang begitu tinggi untuk film Indonesia modern. Selain dari cerita, eksekusi para pemain, bahkan tata rias dan skoring, standar tinggi itu juga terlihat dari sinematografi dan sajian visual film ini.
Komposisi gambarnya tidak berlebihan tetapi apik. Tak banyak filter dan aspek teknis 'gegayaan' tetapi tetap estetik.
Pangku dan Reza Rahadian sudah memenuhi kerinduan akan sebuah film Indonesia yang terasa nyata, dekat, dan layak dianggap sebagai sebuah representasi, seperti salah satu fungsi dari film dalam memotret budaya masyarakatnya.
Review selengkapnya di sini:
Lihat Juga : |
Sutradara: Jared Bush; Byron Howard
Penulis Naskah: Jared Bush
Produser: Yvett Merino
Tayang di Indonesia: 26 November 2025 (bioskop)
Bush menggores penanya lebih dalam dan kompleks, yakni soal diskriminasi sosial yang terstruktur hingga stigma pada kelompok masyarakat tertentu secara masif akibat rumor dan hoaks.
Bush juga memperluas kisah Zootopia dengan mengupas kembali asal-usul kota ajaib tersebut yang sebelumnya tidak terpikirkan, bahkan bisa dikatakan mengubah pandangan penonton atas kota hewan itu. Yang kemudian ini berkaitan dengan pesan keadilan sosial yang dibawa Bush.
Meskipun mengangkat isu yang cukup berat, film ini tidak menghilangkan esensi hiburan di dalamnya.
Review selengkapnya di sini:
Lihat Juga : |
Sutradara: Muhadkly Acho
Penulis Naskah: Muhadkly Acho
Produser: Dipa Andika; Ernest Prakasa
Tayang di Indonesia: 27 November 2025 (bioskop)
Beberapa menit opening scene jadi bukti kuat Agak Laen 2 diproduksi dengan penuh keyakinan, persiapan amat matang, serta skala produksi yang jelas lebih besar dari film pertama.
Acho lulus dalam memformulasikan komedi dan misteri yang konsisten dan memiliki porsi yang pas, sehingga ditutup dengan amat manis, tanpa kesan ada yang diulur-ulur atau terburu-buru diselesaikan.
Selain misteri, unsur komedi Agak Laen: Menyala Pantiku jelas naik kelas. Muhadkly Acho tampak sangat berani menggodok naskah dan guyonan-guyonan dalam film kedua.
Review selengkapnya di sini:
Lihat Juga : |