Pria ini berusia sekitar 25 tahun ketika peristiwa Sumpah Pemuda terjadi. Di Kongres Pemuda II, Yamin dipilih sebagai Sekretaris.
Yamin lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat, pada 23 Agustus 1903, dan besar di keluarga yang kelak sebagian besar menjadi tokoh dalam republik ini.
Sebagaimana Soegondo Djojopuspito, Yamin juga kuliah di Rechtschoogeshcool te Batavia dan meraih Sarjana Hukum pada 1932. Selain dikenal sebagai tokoh pergerakan pemuda, Yamin juga getol menulis di bidang sastra. Ia banyak menulis karya sastra berbahasa Melayu di jurnal Jong Sumatera. Ia adalah penulis Tanah Air, himpunan puisi modern Melayu pertama yang pernah diterbitkan. Pada 28 Oktober 1928, dia menerbitkan Tumpah Darahku, kumpulan puisi kedua, bertepatan dengan momentum Kongres Pemua II.
Karier politik Yamin dimulai saat bergabung dengan Jong Sumatranen Bond dan ikut menyusun Sumpah Pemuda. Ia pernah bergabung dengan Partindo dan kemudian mendirikan Gerakan Rakyat Indonesia. Tahun 1939 ia terpilih jadi anggota Volksraad, semacam DPR pada era pendudukan Belanda.
Di era pendudukan Jepang, Yamin bertugas di Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA), sebelum menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Salah satu perannya di sana adalah memasukkan hak asasi manusia dalam konstitusi negara.
Setelah kemerdekaan, Yamin menjadi anggota DPR, Menteri Kehakiman, Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan, Menteri Urusan Sosial dan Budaya, Ketua Dewan Perancang Nasional, Ketua Dewan Pengawas IKBN Antara, dan Menteri Penerangan.
Saat menjadi Menteri Pendidikan, Yamin mendorong pendirian universitas-universitas negeri dan swasta di Indonesia. Salah satu yang ia dirikan adalah Universitas Andalas di Padang, Sumatera Barat.
Yamin wafat di Jakarta pada 17 Oktober 1962.