Tentang Hari Ini, Mama, dan Cinta

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Selasa, 22 Des 2015 07:57 WIB
Ada perasaan tak bisa menerima, perasaan kecewa, perasaan marah, di hati kanak-kanak saya waktu itu. “Mengapa saya ‘dibuang’?”
Ilustrasi (VaniaRaposo/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kalau saja waktu bisa diputar kembali, saya ingin kembali ke masa berusia 6 tahun dan menolak untuk dikirim sekolah ke kota lain. Jauh dari ketiga adik dan terutama dari kedua orang tua.

Karena perasaan itu kemudian membekas jauh ke dalam hati. Perasaan tak bisa menerima, perasaan kecewa, perasaan marah, di hati kanak-kanak saya waktu itu. “Mengapa saya ‘dibuang’?”

Satu-satunya orang yang bisa menenangkan waktu itu adalah mama. Tatkala dia datang melawat jauh-jauh ke kota saya sekolah, itulah saatnya saya memeluknya, menyandarkan kepala ke dadanya yang hangat.

Hanya dalam pelukannya, saya kemudian tenang.

Degupan jantungnya menyadarkan saya bahwa saya ini dicintai. Pelukannya yang menenangkan, dan seakan dia berbisik ke telinga saya, “Nak, kamu itu berharga.”

Kini mama sudah tua. Saya tak banyak berkata sayang padanya. Bahkan mungkin jarang berkata, “Ma, aku sayang mama.”

Berbicara padanya, dari jauh —seperti juga sekarang, setelah saya dewasa dan masih berjauhan dengan orang tua— sudah cukup untuk sama-sana mengerti, bahwa kadang-kadang rasa sayang tak perlu diungkapkan dengan kata-kata.

Tapi baiklah. Kali ini, untuk Hari Ibu saja, saya ingin berkata: “Aku sayang Mama.”

Selamat Hari Ibu untuk semua ibu di dunia. Dan hei, kamu. Maukah kamu, sekali ini saja, seakan esok tiada, untuk berkata sayang pada Mamamu? (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER