Jakarta, CNN Indonesia -- Ada frasa dari abad ke-19 di Eropa yang mengatakan “Kamu adalah apa yang kamu makan.” Nah, terkait dengan perilaku diet vegetarian, ternyata perilaku makan makanan berbahan tumbuhan saja itu berpengaruh kurang baik lho pada tubuh pelakunya.
Peneliti dari Universitas Cornell menemukan bahwa mereka yang vegetarian ternyata akan mengalami mutasi gen. Mutasi gen ini menyebabkan mereka lebih rentan terhadap peradangan, risiko terkena penyakit jantung makin meningkat, dan risiko kanker usus besar, akibat dari penyimpangan pola konsumsi omega 3 dan omega 6.
Penelitian ini dipimpin oleh Tom Brenna, Kumar Kothapalli, dan Alon Keinan dan diterbitkan dalam jurnal Molecular Biology and Evolution. Penelitian dilakukan berdasarkan mutasi yang terjadi pada masyarakat Pane di India yang memiliki pola konsumsi vegetarian dan masyarakat Kansas, Amerika Serikat, yang rutin mengkonsumsi daging.
Peneliti menggunakan data referensi dari 1.000 Genom Project yang memberikan bukti evolusi bahwa diet vegetarian yang diturunkan selama beberapa generasi di India didorong faktor diet yang lebih tinggi. Secara turun temurun mereka terbiasa dengan makanan berbahan tumbuhan dan sulit untuk kembali mengkonsumsi makanan hewani.
Dari penelitian tersebut ditemukan mutasi gen yang menghapus beberapa urutan DNA yang berfungsi mengikat jaringan lemak.
Hilangnya DNA tersebut membuat peneliti yakin para pelaku diet dapat dengan mudah rentan terhadap radang. Diet yang tinggi dan pola konsumsi lemak yang mengandalkan minyak sayur atau minyak bunga matahari dapat mengubah asam lemak menjadi asam arakidonat yang berbahaya.
Temuan ini menjawab mengapa populasi vegetarian memiliki kemungkinan 40 persen menderita kanker kolorektal dibanding pemakan daging. Meski penelitian ini membingungkan, mereka menjelaskan mengapa hal tersebut dapat terjadi.
Pola konsumsi sayuran yang terus menerus memang baik. Namun yang hilang dari sana adalah asupan omega 3 yang bermanfaat bagi kesehatan jantung. Omega 3 biasanya terdapat pada ikan, telur, dan kacang-kacangan. Biasanya vegetarian hanya memenuhi kebutuhan omega 6 yang dapat diperoleh dari minyak sayur.
Ketidak-seimbangan antara omega 3 dan 6 tersebut telah mengubah gen FADS2 yang mengontrol produksi asam lemak dalam tubuh.
Penelitian terpisah dari Harvard University juga menemukan bahwa diet tinggi buah dan sayuran dapat berdampak pada kesuburan, karena manusia mengkonsumsi jumlah tinggi pestisida.
Banyak kaum vegetarian juga sulit untuk mendapatkan cukup zat besi, vitamin D, vitamin B12, dan kalsium yang penting untuk kesehatan. Satu studi menemukan bahwa vegetarian memiliki kepadatan mineral tulang sekitar lima persen lebih rendah dibandingkan non-vegetarian.
Diet vegetarian sangat berpengaruh untuk menurunkan risiko diabetes, stroke dan obesitas. Namun perlu juga lho diperhatikan kebutuhan gizi yang seimbang.
(ded/ded)