Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah studi baru ini bisa saja membuat ayah bunda khawatir. Studi itu menyebutkan bahwa ada hubungan kelahiran bayi prematur dengan kehidupan perekonomiannya di masa depan.
Studi itu dilakukan oleh University of Warwick. Studi ini menambah panjang daftar penelitian yang dilakukan mengenai dampak kelahiran prematur. Di antaranya hubungan antara lahir prematur dan penurunan kecerdasan anak, kemampuan kognitif, dan bahasa.
Nah, kali ini, penelitiannya melihat hubungan antara kelahiran prematur dan masa depan perekonomian anak. Profesor Dieter Wolke, yang melakukan penelitian ini mengungkapkan, walau terdengar pahit hal tersebut perlu diketahui agar orang tua dapat memberi dukungan ekstra pada anak mereka yang terlahir prematur.
Studi tersebut diterbitkan dalam Jurnal Asosiasi Psychological Science. Studi ini menggunakan jenis penelitian studi longitudinal dengan membandingkan anak-anak prematur dari generasi yang berbeda.
Generasi yang pertama lahir di tahun 1958 dan generasi yang lahir di tahun 1970. Secara total terdapat 15.000 orang yang terlibat.
Peneliti menindaklanjuti anak-anak yang lahir kurang dari 37 minggu dan juga yang lahir tepat waktu. Para akademisi mendeteksi kedua generasi memiliki pengaruh terhadap kemampuan matematika, bagi yang terlahir prematur.
Kemampuan ini juga menjadi sorotan peneliti dalam hubungannya dengan kesenjangan kekayaan dan pekerjaan. Untuk generasi yang lahir tahun 1970, terdapat 32,5 persen anak-anak prematur yang bekerja secara manual. Sedangkan anak-anak normal hanya 25 persen.
Angka pengangguran bagi anak prematur sebanyak 3,3 persen sedangkan yang normal hanya 2,5 persen. Kemudian angka pendapatan yang rendah datang dari anak prematur sebanyak 57,6 persen, sedangkan yang terlahir normal hanya sekitar 49,1 persen. Hasil yang tidak jauh berbeda juga ditemukan pada generasi 1958.
Kesimpulan Profesor Wolke begini, itu terjadi karena cedera otak pada anak prematur mengakibatkan mereka memiliki masalah pada kemampuan kognitifnya. Kesulitan tersebut tentu menggangu proses belajar saat di sekolah.
Begitu pula dengan kemampuan numerik. Bagi anak prematur akan kesulitan untuk menentukan keputusan terhadap keuangannya. Itulah yang diyakini peneliti sebagai penyebab anak prematur mengalami kesulitan keuangan di waktu dewasa.
Di seluruh dunia terdapat 11 persen bayi yang lahir prematur atau 15 juta kelahiran setahun.
(ded/ded)