Tangerang Selatan, CNN Indonesia -- Bukan soal Kebebasan dan Demokrasi.
Kebebasan yang kita jalankan bahkan kemudian menabrak norma dan kesopanan. Sejak Era Reformasi kita berubah menjadi bangsa yang kasar. Ucapan dan pendapat yang disampaikan tidak lagi mencerminkan jati diri bangsa Indonesia yang dulu dikenal bertutur kata lembut.
Tetapi soal Ironi Negeri,
Sayang memang...sopan santun dan budi pekerti sudah lama tak diajarkan di sekolah, maka bahasa yang santun dan elegan pun tak lagi sanggup menggelitik telinga para pejabat (nyatanya memang sering bahwa oknum para pejabat dan petinggi negeri tak "peka" lagi dengan bahasa yang santun, dan tak peduli dengan nasib rakyatnya). Itulah yang disebut "buta tuli" oleh karenanya marilah kita sadari bersama bahwa para pamong dan petinggi negeri sekarang harus lebih "peka" terhadap suara-suara rakyatnya.
Arogansi kekuasaan dan sikap mempersulit urusan yang mudah merupakan pemicu ketidak sopanan masyarakat, rakyat pun berteriak-teriak tak mampu menembus telinga dan rasa para oknum pejabat negeri, maka revolusi mental pejabat dan petinggi negeri harus segera dilaksanakan secepat-cepatnya...amin..
(ded/ded)