Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah muncul para kreator muda di bidang temuan susastra (syair-syair), musik indie, film, modern art, modern drama dan seterusnya, di lingkup gaul antar pelajar menengah hingga mahasiswa yang jenius. Seperti terlihat pada perkembangan kiprah seni mereka kini.
Mereka memeriahkan berbagai tempat pertunjukan, galeri, café, mal dan ruang publik lainnya. Konteks contemporary art and creativity atawa seni kontekstual, patut dipustakakan sebagai kaidah majunya intelektualitas kebudayaan di kalangan muda. Ini merupakan salah satu aset cerdas pengembangan cara pandang modernis di ranah global kini.
Tak bisa dibendung dan tak perlu mencapai ketakutan moral kehilangan ‘identitas’ atawa bahasa lazimnya ‘krisis identitas’ sebagai sebuah kalimat klise berulang, yang dikumandangkan seakan besok dunia akan kiamat. Seakan menjadi momok setiap hari. Momok yang sesungguhnya adalah ‘bandar narkoba’ basmi mereka siapa pun pakar mafianya.
Krisis identitas, justru berada pada kelompok atas nama, yang menggunting dalam lipatan dengan pola sulapan pat-gulipat mengambil alih atas hak bersama dalam berbangsa, baik di sektor lingkungan maupun di sektor tata kelola adminitrasi negara, pada tingkat korupsi lintas sektor.
Sebagai orang tua seyogyanya memberi pengayoman dengan tutur optimisme-edukatif pada kontrol kepercayaan bersama dalam satu kekuatan keluarga bersatu dan kompak. Dari kekuatan dasar itu, korupsi dan narkoba, pasti bisa dibasmi.
Jika Ayah tidak merokok, moral umumnya, Ananda tidak akan ikut merokok. Hal itu adalah kepastian kepatutan keyakinan bersama, terbuka dan jujur.
Para Ananda hanya ingin ngobrol dalam kesempatan banyak dan terbuka, baik di rumah maupun di ruang rekreasi bersama keluarga, di tengah euforia politik metropolis. Jangan ada kalimat menyudutkan Ananda dengan kata-kata kecurigaan.
Pastikan pada Ananda bahwa hal negatif akan menuai buah negatif, hal positif akan menuai buah positif, sebagai hukum kepastian moral bersama dan terbuka.
Jika orangtua tidak berbohong, pasti Ananda tidak akan berbohong. Klimaks dari gunung es tak berlaku sebagai tolok ukur jika berhadapan dengan Ananda dan ruhnya.
Hidup sesungguhnya saling memberi ilham pada iman pengabdian dan saling menghormati dalam pola pertukaran informasi langsung maupun tak langsung.
Cinta saja tidak cukup untuk para Ananda, tambahkan lagi dan lagi, lebih banyak lagi kasih sayang dengan tulus, bersama saling menghormati hak dan kewajiban. Salam Indonesia Unit.
(ded/ded)