Ibunda, Mata Air Kehidupan

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Kamis, 13 Okt 2016 18:32 WIB
Siapapun manusia di jagad ini, dilahirkan dari rahim seorang Ibunda dengan teramat tulus.
Ilustrasi (tabakpolska/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ibunda. Pemberi cinta dan kasih sayang kepada para Ananda terkasih teramat tulus.

Tak ada kata paling tepat ataupun tertepat, paling super, paling super hebat, untuk menyatakan rasa terima kasih Ananda kepada Ibundanya di Jagad Raya ini.

Astronot paling super di dunia. Orang paling jenius di dunia, maupun lulusan summa cum laude. Siapapun manusia di jagad ini, dilahirkan dari rahim seorang Ibunda, dengan teramat tulus.

Bukan salah Ibunda, ketika seseorang melakukan tindakan negatif, meski Ibunda telah mendidiknya dengan ketulusan seluas semesta atas kehendak titipan Ilahi.

Adik dan Kakak yang aku sayangi. Daku tak punya kata-kata super untuk menuliskan kebesaran cinta dan kasih sayang Ibunda kepada para Anandanya di Jagad Raya ini.

Kelihatannya sederhana. Hanya sebuah kata “Ibunda” di KBBI pun hanya diartikan, kelihatannya sederhana “Sapaan atau sebutan takzim”.

Kata “takzim” menunjukkan “kebenaran hukum Ilahiah”, artinya “amat tak terukur” betapa mulianya kehadiran Ibunda untuk Anandanya dan keluarganya.

Hingga membawa SM Muchtar menuliskan syairnya untuk lagu anak:

KASIH IBU

Kasih ibu,
kepada beta
tak terhingga sepanjang masa

Hanya memberi,
tak harap kembali,
Bagai sang surya, menyinari dunia.

Daku tak menemukan data terlengkap mengenai SM Muchtar, daku mencoba mencari dari berbagai sumber, juga hanya mengacu pada satu sumber (wikiindonesia.org) daku hanya mendapatkan bahwa beliau lahir pada tanggal 5 Januari 1934. Belajar piano secara otodidak, menolak kesempatan Beasiswa musik ke Jepang.

Pada periode 1971 di Ajang Festival Lagu Pop Internasional di Jepang. MS Muchtar, tampil sebagai Dirigen Orkestra, mengiringi lagu ciptaannya From the Deepest Love from Jakarta, sekaligus beliau menerima penghargaan sebagai peserta Festival tersebut. Hanya data itu daku dapatkan.

Ingin rasanya mengenal SM Muchtar lebih jauh. Namun apa daya kasih tak sampai. Daku hanya mendapatkan data beliau sesingkat itu.

Teguh Karya (1937-2001). Salah satu sutradara film Indonesia terkemuka pada akhir film “Ibunda” menuliskan: “Ibu, buku yang habis kau baca, kini mulai ku baca, baru halaman pertama”.

Cinta kasih Ibunda kepada beta “Bagai Sang Surya Menyinari Dunia”. Salam cinta kasih bagi kita semua, damai bersaudara di Indonesia. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER