Permen Karet dan Nuklir dalam Sebuah Puisi

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Rabu, 26 Okt 2016 15:24 WIB
Jika kelak dikau menjadi ilmuwan, jelaskan kepada publik, keuntungan dan kerugiannya nuklir bagi kehidupan, kesehatan makhluk dalam arti seluasnya.
Ilustrasi (CNN Indonesia/REUTERS/Thomas Peter)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berjuta-juta orang meniup permen karet menjadi balon dan meletuskan: Talk!
Berjuta-juta orang terbang ke angkasa meniup permen karet dan meletuskan: Talk!

Serangkaian perjuangan anti-nuklir telah menulis satir slogan: Talk!
Serangkaian perjuangan anti-nuklir, telah menjadi diplomasi: Talk!

Demonstrasi anti-nuklir telah lama di perjuangkan demi kemanusiaan: Talk!
Suara-suara anti-nuklir telah lama di perjuangkan demi perdamaian: Talk!

Talk! Talk! Tak! Tak! Talk! Talk about what?
Mari kita membicarakan cara membuat permen karet.

Catatan: Tentang kegamangan pada amar putusan di lini kemajuan teknologi tepat guna peradaban manusia. Chernobyl bencana ledakan instalasi reaktor nuklir terbesar (26 April 1986), meski belum sebesar ledakan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki (Agustus 1945), di abad modern di rentang zaman.

Pilihan teknologi bermanfaat dan sebuah akibat tentang hal manfaat nuklir berdampaknya pada kehidupan. Namun alam ilmuwan mengatakan kebaikan tentang hal itu pada sains hasil kepastian perhitungan matematis.

Pilihan ada pada keberanian sebuah bangsa. Apakah keberanian saja cukup?

Adik dan Kakak yang budiman hatinya. Jika suatu masa kelak dikau menjadi ilmuwan nuklir, jelaskan dan katakan dengan terang benderang kepada publik, keuntungan dan kerugiannya nuklir bagi kehidupan, kesehatan makhluk dalam arti seluasnya.

Salam cinta sains dan teknologi, berbagi manfaat bagi sesama. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER