Menjaga Perdamaian Berbagi Cinta

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Kamis, 15 Des 2016 10:12 WIB
Negeri ini negeri kaum cerdik pandai, negeri para pujangga, negeri para filsuf penyubur cinta dalam damai.
Foto: Condesign/Pixabay
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika embun memberi cinta pada sesama, kepada para ananda kepada para keluarga Indonesia tak ada kata lain, dapat disampaikan Galileo Galilei selain ia memberi senyum pada semua bintang di angkasa, bahwa cinta pada sesama tengah melanda negeri ini begitu hebatnya.

Galilei memohon pada Socrates untuk menghentikan apologianya, sebab pembelaan sudah tak penting lagi. Immanuel Kant telah memberitahukan, akhirnya ia menerima gravitasi merupakan salah satu bagian dari metafisis, bagai angin meniup ombak lautan, menurut Kant hal itu membuat Indonesia menjadi negeri Katulistiwa.

Negeri para pemimpin di keindahan ekosistem di semua musim penuh damai dalam pelukan kasih sayang pada sesama, tak ada kepalsuan pada kisah cinta, Kant juga mengatakan kepada Shakespeare tentang Romeo and Julietnya telah memberi inspirasi bagi semua bangsa sebagai contoh kesejatian cinta.

Galilei juga menerima hal inspiratif dari komedi bangsawan Molière, sesungguhnya komedi tak selalu menjadi puncak dari tragedi, demikian juga sebaliknya, hal itu merupakan analogi dari imaji seakan konflik itu ada di antara alam pemberi hidup, sesungguhnya tidak, jika sesama saling memelihara cinta dan kasih sayang.

Eksistensialis senantiasa menjadi sebuah pertanyaan, sebab hidup tak perlu lagi dipertanyakan atawa dieksiskan seperti padanan kata simbolik kiasan seakan menyata pada ruang eksistensi. Ketika penciptaan terjadi sesungguhnya peristiwa “akal budi” merupakan kepastian kesatuan pikiran kembar tak terpisahkan, menyatu seperti ruh di badan.

Itu sebabnya Tan Malaka, orang Nagari Pandan Gadang, Suliki, Lima Puluh Kota Sumatera Barat, pahlawan nasional, pemeluk Islam yang saleh, juga seorang penemu ilmu pengetahuan humanis, tak pernah selesai pada alam pemikiran Madilog-Materialisme Dalektika dan Logika, folosofi musikal imaji, pemikir logis susastra sains, bukan roman picisan dalam kosa kata kisah bergaung sumbang pada viral tak berentitas.

Negeri ini negeri kaum cerdik pandai, negeri para pujangga, negeri para filsuf penyubur cinta dalam damai, seperti berjuta bintang Galilei, pemberi makna pada musim berganti, saat bintang bersejajar diagonal menuju garis lintang ketentuan, kepastian alam pada hukum-hukumnya.

Salam berjuta bintang bagi semua pelajar sebagai pembelajar “akal budi”, meraih bintang dalam syukur khusuk, damai, menjaga hati berbagi cinta kasih pada sesama di negerimu tercinta ini. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER