Sate Taichan, Si Putih Pedas Penggoyang Lidah

Jakarta, CNN Indonesia -- Berawal dari obrolan nyeleneh di pujasera dekat kampus saya, waktu itu saya dan beberapa junior sedang makan malam bersama. Kami ngobrol ngalur ngidul, lalu salah seorang junior saya berkata, “Kak tahu enggak, sate taichan yang di pujas ini enggak enak tahu! Temen aku waktu itu nyobain dan rasanya aneh gitu.”

Saya balas tidak kalah kerasnya, “Hah? Sate taichan apaan itu?” Lalu seorang junior saya yang lain berkata, “Woy itu kedai sate taichannya belakang kalian! Ngomongnya pelanin kali.”

Kami semua nengok ke belakang, dan terlihatlah kedai sate taichan itu menclok dengan damainya, di belakang badan saya…

Sontak semua orang menertawakan kebodohan saya dan junior saya. Apalagi si penjaga kedai sedang berdiri di pojokan kedai melongo karena kedainya sepi. Itu pertama kali saya mendengar istilah sate taichan. Entah saya yang enggak peka atau gimana, selama 2 tahun terakhir selalu makan di pujasera Ciseke, saya enggak pernah “engeh” dengan kedai sate taichan itu. Dari sanalah saya mulai penasaran, sate taichan itu sebenarnya apa.

Jadi karena rasa penasaran yang menggebu-gebu, bercampur dengan ramainya teman saya yang check-in di Path sedang makan sate taichan, akhirnya saya coba datang ke salah satu kedai sate taichan yang cukup populer di Bandung yaitu kedai Babakaran x Sate Taichan Goreng yang ada di daerah Dago Atas. Kedainya cukup ramai, walaupun tidak terlalu besar, namun cukup nyaman. Tapi antrenya lumayan lama, apalagi kalau datangnya pas weekend.

Kalau pertama kali mendengar, pasti kita menyangka sate taichan itu berasal dari China atau bahkan Jepang. Tapi ternyata sate taichan ini asli berasal dari Indonesia!

Jadi sebenarnya sate taichan itu apa sih?

Sate taichan itu layaknya sate ayam pada umumnya tapi perbedaannya ada pada bumbunya. Kalau bumbu sate ayam khas dengan bumbu kacangnya nah sate taichan ini dipadu dengan garam di atasnya dan beberapa tetes jeruk nipis serta sambal yang pedes banget. Warna satenya putih, enggak kayak sate ayam biasa yang coklat kehitaman.

Sate ini dibakar di atas bara api tapi warnanya seperti kalo dibakar di penggorengan. Sekilas nampak mentah, tapi jangan salah loh sate ayam ini 100% matang.

Rahasia warna sate ini ada pada cara penyimpanannya. Menurut penuturan Jun, pemilik kedai sate taichan Bengawan yang ada di Bogor, sate taichan ini disimpan di bawah tumpukan batu es. Membuatnya tetap segar namun enggak beku, berbeda dengan sate ayam biasa yang disimpan dalam freezer.

Bentuk sate taichan ini sama dengan sate ayam. Tapi potongannya sedikit lebih kecil. Pertama kali lihat sate ini kelihatannya rasanya pedas banget karena tampilannya memang sudah menunjukan cita rasanya. Pas dicoba ternyata benar banget rasa pedas asin yang sangat dominan bikin ketagihan. Bumbu sate ini memang terbuat dari cabe rawit, garam, dan jeruk nipis. Segar, asam, gurih, nyampur jadi satu!

Rasa sate ini memang cocoknya untuk mereka yang pecinta pedas. Namun buat yang enggak terlalu suka pedas juga bisa kok makan sate taichan ini, rahasianya adalah memakannya dengan nasi untuk mengurangi rasa pedas. Juga jangan minum air dingin karena nantinya malah menambah ketajaman rasa pedasnya. Selain rasanya yang enak banget, harganya juga terbilang murah. Hampir sama dengan sate ayam biasa yaitu berkisar Rp2.000-Rp7.000 per tusuknya.

Selain rasanya yang unik, asal usulnya juga ternyata cukup unik. Jadi usut punya usut, menurut penuturan Ahmad, seorang pegawai di kedai Babakaran x Sate Taichan Goreng, sate taichan ini “tercipta” di salah satu kedai sate di Senayan, Jakarta. Jadi ketika itu ada turis yang mau membeli sate, namun meminta untuk memasak sendiri satenya dan membumbui sendiri dengan bumbu taichan yang terkenal sekarang.

Si penjual yang merasa rasa satenya cukup unik dan enak, memutuskan untuk mengembangkan sate ini. Dari situlah sate taichan mulai terkenal dan berkembang dengan banyaknya tersebar penjual sate taichan di seantero Indonesia.

Jadi, kalian sudah ada yang coba sate taichan? (ded/ded)