Jakarta, CNN Indonesia -- Epilog.
Aku pulang dari warung kopi
Menjemput malam, mengejar bayang-bayang
Dia melangkah di hadapanku
Jika engkau demokrasi, berhentilah sejenak
Aku mau bertanya
Bagaimana mungkin engkau ada
Tanpa cahaya.
Prolog.
Ibu. Sisakan nasi di piring emas
Di atas tikar Ibu
Aku mau lari ke bus kota
Besok kita bisa makan lebih enak
Terima kasih demokrasi
Kau beri aku sepasang sandal jepit dan harmonika
Aku bernyanyi bersama rembulan dan matahari
Menuju kaki langit.
(ded/ded)