Kecantikan Apa yang Kamu Cari?

CNN Indonesia
Kamis, 27 Apr 2017 07:49 WIB
Kapan kamu merasa cantik? Kapan pula kamu merasa jelek?
Ilustrasi (Foto: CNN Indonesia/Agniya Khoiri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak yang mengatakan kalau cantik bukan lahiriah saja. Dan hampir setiap orang setuju kalau hati dan perilaku yang baik adalah cermin kecantikan yang sesungguhnya.

Istilah trend-nya, “inner beauty”. Sebagai wanita tak harus punya wajah elok dengan tubuh sempurna untuk bisa cantik, cukup dengan mempercantik hati, pengetahuan dan tingkah laku maka kecantikan dengan sendirinya akan terpancar dari dalam diri.

Benarkah?

Tiba-tiba saya berpikir, benarkah realitas yang ada sesederhana itu? Mendadak saya tidak terima saat para lelaki berkata bahwa yang terpenting bagi mereka adalah wanita yang cantik hatinya bukan cantik wajahnya saja. Tiba-tiba saya curiga saat para wanita mengaku bahwa mereka berdandan dan mempercantik diri untuk menghargai diri sindiri dan ciptaan-Nya.

Saya kembali bertanya. Jika para lelaki lebih mementingkan hati daripada rupa, mengapa masih ada istilah “cinta pada pandangan pertama?” Jika “inner beauty” lebih powerfull daripada body, kenapa banyak lelaki masih suka “lapar mata” ketika melihat wanita seksi di depan mata?

Dan untuk apakah gerangan wanita mempercantik dirinya? Menghargai diri sendirikah? Merawat dan mensyukuri pemberian Ilahi? Lalu mengapa masih ada wanita yang mendamba kulit putih sempurna, hidung mancung, alis tebal, dan bibir bak delima? Mengapa begitu banyak wanita yang mengeluh betapa berat badan mereka jauh dari ukuran normal?

Kalau saja mereka mau jujur, mereka berdandan mati-matian, memutihkan kulit, meluruskan rambut, menurunkan berat badan, merapikan gigi, memilih baju paling modis untuk pergi ke kampus, dan etos lainnya. Sesungguhnya hal itu dilakukan hanya untuk satu pengakuan dari dunia, yakni: cantik.

Percayalah, sebagai wanita, tanpa sadar kita akan berupaya untuk menjadi cantik. Alami memang, tapi kadang kita terjebak oleh ukuran-ukuran yang diberikan oleh dunia tentang arti cantik yang melulu hanya sebatas fisik.

Tanyalah pada diri kita masing-masing (wanita), kapankah kita merasa cantik? Apakah saat kita bangun tidur dan melihat wajah kucel kita di cermin? Atau saat kita selesai berdandan dan siap berangkat kuliah?

Pernahkah kita merasa cantik saat memberi uang pada pengemis di jalanan atau membeli koran dari anak kecil yang kepanasan di trotoar? Apakah kita bisa merasa cantik saat mendapat IPK sempurna, tapi wajah kita buruk rupa? Atau lebih parah, kita baru akan merasa cantik saat seorang lelaki mengatakan kita cantik?

Lalu, sebaliknya kapan kita merasa begitu jelek dan buruk rupa? Pernahkah kita merasa begitu tidak cantik saat menyembunyikan sebuah kebohongan? Pernahkan kita merasa jelek saat cuek melakukan sebuah kecurangan? Atau kita hanya merasa jelek karena jerawat yang memenuhi wajah kita. Atau karena ukuran tubuh yang kata orang tidak langsing, karena hidung yang kata orang tidak mancung, karena rambut yang kata orang tidak indah? Atau jangan-jangan kita merasa jelek karena belum ada seorang lelaki pun yang mengatakan kita cantik?

Ironis, bagaimana kita tanpa sadar mendamba dan terperangkap dalam konsep sebuah kecantikan yang semu. Karena ukuran kecantikan itu (meski relatif) sejauh ini masih ditentukan oleh pria. Dan seolah tak mau tahu, kita justru sibuk mempercantik diri demi pengakuan itu.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER