Jakarta, CNN Indonesia -- Berawal dari kebingungan tentang apa yang harus kutulis. Ini mungkin masalah klise yang dihadapi oleh para pemula sepertiku.
Otak seperti mendadak kosong, ide dan inspirasi seolah hilang dan entah bersembunyi dimana. Sampai di kalimat keempat pun ide itu masih belum datang. Di sini aku sadar bahwa ternyata menulis tak semudah yang dibayangkan.
Semua butuh latihan dan kebiasaan. Dan satu hal yang terpenting, kehadiran ide tidak bisa dipaksakan. Dalam suatu keadaan dia bisa tiba-tiba datang tanpa diundang, namun saat dibutuhkan, dia bisa mendadak hilang dan sulit ditemukan.
Masih dalam kebingungan yang statusnya satu level lebih tinggi dari sebelumnya. Sambil berpikir keras, aku terus berusaha melanjutkan tulisan ini. Berharap tiba-tiba kepalaku memancarkan cahaya terang pertanda ide telah ditemukan. Namun sampai detik ini pun pertanda itu tak muncul dan aku belum tahu akan kemana arah tulisan ini nantinya.
Tapi ya sudahlah, biarkan saja tulisan ini bak air sungai yang mengalir dengan sendirinya.
Oh ya, sambil menunggu ide datang, akan kuceritakan latar belakang kenapa aku membuat tulisan ini. Sekitar 4 minggu yang lalu tepatnya 3 April 2015, aku bersama 8 rekanku yang merupakan
Board of Director Himpunan Mahasiswa Ekonomi Islam Unpad membuat kesepakatan untuk mewajibkan setiap BoD memposting sebuah tulisan di setiap akhir bulan. Kami semua sepakat dan kewajiban ini pun dimulai akhir bulan Mei ini. Lalu, apa esensi dibuatnya kewajiban menulis ini? Pada paragraf selanjutnya akan kujabarkan.
Tulisan adalah susunan kata yang merupakan bentuk penyampaian ide, gagasan ataupun informasi yang dihasilkan dari kegiatan menulis. Melalui tulisan kita bisa mengeksplorasikan seluruh pikiran yang ada di benak, membagikan informasi, menuangkan ide, atau sekedar menceritakan pengalaman hidup yang menginspirasi. Selain mentransfer ilmu, menulis pun dapat menjadi wadah untuk menambah wawasan melalui proses membaca yang dilakukan dalam mencari literasi terkait untuk referensi tulisan. Disamping itu, media bisu namun lebih nyaring ini tak jarang berhasil menampar para pembaca lewat isi dari tulisan.
Kutipan bijak bilang, “Jika ingin mengenal dunia, membacalah. Jika ingin dikenal dunia, menulislah.” Banyak orang dikenal lewat tulisannya. Sebut saja Afi Nihaya Faradisa. Gadis yang akrab dipanggil Afi tersebut mendadak viral lewat statusnya di medsos yang diunggah pada Juli 2016 lalu. Ia membuat status yang inspiratif tentang pengalamannya yang memutuskan hidup tanpa gadget selama beberapa hari. Tulisan itu sampai mendapat banyak
like dan komentar juga di-
share oleh ribuan netizen.
Contoh yang lebih menginspirasi adalah para penulis Indonesia yang menjadi terkenal lewat goresan tinta emasnya di atas buku. Siapa yang tak tahu novel
Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Dalam Mihrab Cinta? Ketiga novel yang bergenre Islami ini berhasil menjadi
best seller sampai ceritanya dibuat versi film.
Lalu, siapakah penulis d ibalik suksesnya novel-novel tersebut? Ya. Habiburrahman El-Shirazy. Lulusan sarjana Universitas Al-Azhar Kairo ini begitu dikenal lewat karya-karyanya. Ia juga merupakan novelis nomor 1 di Indonesia yang dinobatkan oleh Insani Universitas Diponegoro. Karyanya tidak hanya diminati di Indonesia, tetapi juga di mancanegara. Hebat bukan?
Di dunia pendidikan pun, menulis merupakan hal yang sangat penting dan menjadi keharusan bagi para akademisi seperti mahasiswa. Pentingnya kebiasaan menulis tidak hanya diperuntukkan dalam batasan sempit seperti pembuatan tugas kuliah, proposal dan jurnal penelitian sebagai bentuk kreativitas, ataupun penggarapan skripsi yang menjadi syarat utama untuk menyandang gelar sarjana. Di luar itu, pentingnya menulis bagi mahasiswa adalah sebagai bentuk penyaluran aspirasi baik terhadap lingkungan kampus ataupun luar kampus. Sebagai
agent of change, sudah seharusnya mahasiswa peka, jangan menjadi mahasiswa apatis yang
no comment terhadap fenomena yang terjadi di lingkungan.
Banyak bukan kegunaan dari membiasakan diri menulis? Setidaknya itulah beberapa alasan mengapa kami membuat kesepakatan bagi para BoD untuk mem-
posting tulisan di setiap akhir bulannya. Bahwa menulis itu penting.
Lewat tulisan kita bisa mengeksplorasi seluruh pikiran dalam benak, entah itu membagikan informasi ataupun menuangkan aspirasi. Seseorang juga bisa dihargai dan dikenal banyak orang lewat goresan penanya yang mengagumkan.
Tanpa disadari 619 kata telah kutulis menjadi sebuah rangkaian tulisan. Sepertinya aku harus mencabut kalimat pada paragraf awal yang mengatakan bahwa menulis itu tak mudah.
Pada kenyataannya menulis itu cukup mudah. Jangan dibuat bingung dengan inspirasi yang tak kunjung datang, karena sebenarnya tulisan itu bisa mengalir dengan sendirinya. Hal yang diperlukan hanyalah komitmen untuk membiasakan diri berlatih dan terus mencoba sehingga skill menulis akan terbentuk.
By the way, terima kasih untuk kewajiban menulisnya. Karena kewajiban ini aku terdorong untuk menulis.