Jakarta, CNN Indonesia -- Di dunia ini, ada banyak hal yang membuat kita sebagai manusia dapat merasakan, dapat menjalani kehidupan dengan rasa bahagia. Kekayaan misalnya, hal yang dapat menjadikan kita sebagai manusia dapat memenuhi kebutuhan da keinginan kita, guna mencapai utilitas pribadi.
Dengan kekayaan, kita dapat membeli mobil idaman untuk dikendarai, atau rumah yang indah untuk ditinggali bersama sang pujaan hati, ataupun untuk memenuhi hobi dan minat kita secara maksimal.
Sehingga semakin hari rasanya tolak ukur kebahagiaan manusia didasari oleh berapa besar kekayaan yang ia dapati. Seolah-olah muncul sebuah anggapan bahwa bila seseorang mempunyai kekayaan yang banyak, memiliki banyak harta, menyimpan banyak mobil mewah, memiliki banyak rumah indah, maka ia merupakan manusia yang bahagia.
Dari sini kita mendapatkan sebuah asumsi bahwa kekayaan adalah memiliki sesuatu yang bersifat materi, dan hampir semua orang beranggapan demikian. Para ayah, para pekerja, para akademisi, para pejabat pemegang kekuasaan, semua orang berpikir bahwa kekayaan merupakan memiliki harta yang bersifat materi. Maka tak usah kaget bila hari ini kita melihat banyak orang saling sikut, saling menjatuhkan, hanya karena bermotif ingin memiliki kekayaan. Ah, sungguh lucu.
Keadaan ini membuat kita para manusia melupakan satu hal penting dalam eksistensi kita sebagai manusia, satu hal yang sangat esensial, yaitu cinta. Loh, sebegitu pentingkah cinta dalam kehidupan kita?
Mengapa induk ayam tak lantas membiarkan telur-telur bakal anaknya diganggu oleh hewan lain? Mengapa penguin jantan rela mengerami telur bakal anaknya selama dua bulan tanpa makan dan minum?
Kasih sayang, rasa cinta, naluri menyayangi, itulah jawaban atas dua contoh kasus di atas. Dan perlu diingat, baik ayam dan penguin, kedua makhluk ini adalah hewan, yang tak dianugerahi akal dalam dirinya oleh sang Pencipta. Mereka bergerak hanya dengan naluri, mereka bertindak hanya dengan insting, dan keindahan kasih sayang sesama rupanya timbul hanya karena hal tersebut.
Maka bagaimana dengan kita, para manusia? Manusia, yang dicipta dengan keterangan sebaik-baiknya ciptaan Tuhan? Manusia yang diberikan keistimewaan berupa akal oleh-Nya?
Pada hakikatnya, kita, para manusia telah diberikan rasa cinta oleh sang Pencipta, guna untuk menciptakan ketenteraman, memberikan warna dalam kehidupan kita. Dan tanpa rasa cinta, maka yang terjadi adalah kerusakan di muka bumi. Tanpa rasa cinta, maka tak akan pernah ada keharmonisan pada tiap manusia. Sungguh, sebegitu pentingnya satu hal ini dalam kehidupan kita sebagai sebaik-baiknya ciptaanNya.
Lantas pertanyaan selanjutnya yang timbul adalah, bagaimana kita, para manusia, menumbuhkan cinta yang telah bersemayam di dalam diri?
Saya salah satu orang yang berpandangan bahwa cinta akan tumbuh seiring dengan intensitas komunikasi yang tinggi terhadap sesuatu yang menjadi objek atau lawan komunikasinya, begitupun sebaliknya. Bila intensitas komunikasi yang terjadi cenderung rendah atau bahkan tidak ada sama sekali, maka tidak akan tumbuh rasa cinta diantara keduanya.
Karena kunci dari ada atau tidak adanya rasa cinta berasal dari terjalinnya saling komunikasi. Sebagai catatan, komunikasi di sini tidak selalu berarti ucapan verbal, namun dapat berupa sebuah tindakan, atau bagaimana kita memperlakukan sesuatu yang kita jadikan objek komunikasi.
Dengan menggunakan anggapan tersebut, kita dapat menerapkannya sesuai dengan apa yang sedang kita hadapi. Misalnya, untuk menumbuhkan cinta dengan program studi yang kita ambil sebagai mahasiswa (misalnya prodi ekonomi islam), maka kita bisa mulai mencoba "mencintai" dengan mengikuti lomba tentang ekonomi islam, atau membaca buku literaturnya, atau mencoba mencari tau lewat seminar-seminarnya, atau mengikuti kajian-kajian tentang ekonomi islam, perbanyaklah komunikasi dengan segala hal tentang ekonomi Islam.
Karena ketika komunikasi telah terjalin, maka kecintaan kita terhadap sesuatu akan muncul, dan akan memberikan dorongan semangat untuk lebih mencintainya. Lakukanlah komunikasi yang intensif dengan segala hal yang terlibat dalam hidup kita, keluarga kita, sahabat kita , dosen kita, program studi belajar kita, kesibukan kita, dan yang terpenting adalah, tingkatkan komunikasi kita dengan Yang Maha Pencipta, dekatkan diri kita kepada yang Maha memberi Cinta.
Bercengkeramalah dengan hangat denganNya. Karena bagian yang paling indah dalam hidup ini adalah, ketika kita telah saling mencinta dengan Nya, Allah 'Azza wa Jalla.
Semoga kita semua menjadi manusia yang kaya akan cinta.