Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu program Indonesian Diaspora Network, yaitu Indonesian Diaspora Global Summit telah selesai dilaksanakan kemarin. Acara yang berlangsung selama dua hari (21-22 Agustus 2017) ini dihadiri lebih dari 100 peserta yang berbeda latar belakang, di antaranya adalah akademisi, profesional, NGO, dan masyarakat umum.
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla bersama Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi, Ketua IDN Ebed Litaay, Ketua IDF Edward Wanandi, dan Ketua Penyelenggara Herry Utomo secara resmi dengan menabuh tifa, alat musik khas dari Maluku.
Melalui acara ini diharapkan dapat mendekatkan masyarakat dengan diaspora Indonesia melalui beberapa program yang akan dijalankan. “Acara Global Summit ini diutamakan untuk mengenalkan program-program nyata dari diaspora untuk masyarakat Indonesia. Melalui program inilah nantinya kami bisa mendapatkan banyak masukan dan harapan apa yang belum dicapai oleh masyarakat untuk dilakukan bersama-sama dengan diaspora," ujar Edward Wanandi, Ketua Indonesia Diaspora Foundation dalam sambutannya di Grand Ballroom Hotel J.S. Luwansa, Jakarta Selatan.
Adapun program-program utama yang akan dijalankan oleh diaspora Indonesia adalah advokasi hukum untuk masyarakat yang dirasa kesulitan mendapatkan perlindungan hukum dari negara. Tahap pertama dari program ini adalah memberikan informasi dan perlindungan hukum secara gratis. Kedua adalah sosialisasi Kartu Diaspora Indonesia (KDI) yang bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri RI untuk teknis publikasi. Ketiga adalah program terobosan pendidikan dan telemedicine di Papua dan Papua Barat.
Di dalam acara ini selain sesi pleno yang mempresentasikan berbagai program, juga dilaksanakan deklarasi diaspora Indonesia untuk bangsa yang dibawakan ke dalam 14 bahasa berbeda. Inti yang bisa diambil dari deklarasi ini adalah komitmen diaspora Indonesia untuk terus membangun negara dan tidak lupa menjunjung nilai toleransi dan kebinekaan untuk mempersatukan bangsa.
Komitmen itu pula yang didukung oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. “Sesungguhnya kekuatan bangsa ini terletak pada perbedaan yang kita miliki. Dari perbedaan itulah sangat diharapkan adanya sinergi dari berbagai pihak. Melalui acara ini saya berharap kepada diaspora Indonesia untuk membantu negara dalam mewujudkan sinergisitas tersebut," ucapnya dalam sambutan di pembukaan acara.
“Jangan tanyakan apa yang sudah negara berikan kepada kita, tapi tanyalah kepada diri kita masing-masing apa saja yang sudah kita sumbangkan untuk negara," ucapnya lagi sembari mengingatkan kepada peserta yang sebagian besar adalah pemuda akan pentingnya semangat nasionalisme dan mengabdi kepada negara.
Hadir pula dalam acara ini seorang sutradara yang sudah bekerjasama dengan banyak aktor dan aktris Hollywood, yaitu Livi Zheng. Melalui sambutannya Livi menyampaikan betapa beragamnya budaya kita yang bisa menjadi asset pariwisata mancanegara, salah satunya gamelan. Di dalam acara ini juga Livi mempromosikan film terbarunya yang berjudul Bali, Beats of Paradise yang bekerjasama dengan Konjen Republik Indonesia di Los Angeles, Amerika Serikat.
Tidak hanya itu, karya filmnya yang berjudul Insight juga patut untuk dinikmati masyarakat Indonesia karena menampilkan adegan aksi khas Indonesia, yaitu pencak silat. Aktor laga Indonesia, Yayan Ruhiyan membantu dalam urusan koreografi adegan aksi untuk film yang dibintangi oleh Tony Todd dan Madeline Zima yang juga membintangi beberapa serial televise seperti Grey’s Anatomy dan The Vampire Diaries.
Acara yang didukung oleh 8 Kementerian Republik Indonesia, BNP2TKI, BKPM, PLN, dan Wonderful Indonesia ini dihadiri oleh Jend. TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman) dan Bambang Brodjonegoro (Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas).
Di dalam sesi pleno berjudul Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dukungan Pemerintah dalam Membangun Papua dan Papua Barat, Luhut menyampaikan pemerintah saat ini sedang berusaha untuk mengefisienkan anggaran untuk Papua dan Papua Barat dan membentuk asset management yang bagus. "Betapa pentingnya kita mengubah Indonesia dari yang tidak hanya menjadi pasar bagi importir bidang digital dan teknologi tapi juga menjadi pengekspor di negara lain dengan melahirkan inovasi-inovasi yang dapat memasuki pasar di luar negeri," tambahnya.
Kementerian Perancanaan Pembangunan Nasional melalui menterinya turut menyampaikan peranan penting diaspora untuk mengeluarkan negara ini dari status middle-income rate dan terus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, beberapa program yang dikhususkan untuk pembangunan Papua dan Papua Barat adalah program sekolah berasrama untuk anak-anak dari daerah terisolir dan asrama bagi murid TK hingga SMA untuk orang asli Papua (OAP).
Kedua adalah korporatisasi pertanian untuk mendukung perkembangan pertanian di bagian timur Indonesia karena menyadari betul potensi pertanian yang dimiliki. Ketiga adalah pengembangan pelayanan telemedicine dengan tujuan utama untuk pengembangan fasilitas dan layanan kesehatan agar lebih mudah dijangkau masyarakat, khususnya bagi mereka yang terisolir.
“Dengan memanfaatkan perkembangan jaringan telekomunikasi dan internet, maka setiap fasilitas kesehatan di Papua akan terhubung dengan beberapa rumah sakit besar di seluruh Indonesia untuk mempercepat proses diagnosa secara akurat dan pengiriman logistik ke daerah yang membutuhkan," ungkapnya dalam sesi pleno berjudul Pendekatan Inovatif dalam Mengatasi Pembangunan di Provinsi Papua dan Papua Barat: Bidang Pendidikan dan Kesehatan.
Tidak hanya sesi pleno yang ditawarkan dalam acara ini. Hadir Indonesian Diaspora Business Council yang membuat forum bisnis dengan judul Global Business Strategy: Business Growth. Selain itu juga ada sesi Business Investment oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).