Berakhir Pekan Positif Ala Pelajar di Wuhan, China

CNN Indonesia
Jumat, 20 Okt 2017 16:17 WIB
Pelajar dan mahasiswa di Wuhan, China, punya cara positif mengisi libur akhir pekan. Bahkan mereka melibatkan mahasiswa asing, seperti dari Indonesia.
Mahasiswa dan pelajar lokal dan asing di Wuhan, China, mengisi libur akhir pekan dengan kegiatan positif di stasiun kereta bawah tanah. (Dok. UGC CNN Student/Muh. Arief Zuliyan)
Wuhan, CNN Indonesia -- Hari libur akhir pekan adalah waktu yang tepat untuk mengingat ulang pelajaran atau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Namun bagi sebagian besar pelajar lainnya, akhir pekan adalah hari libur yang ditunggu tunggu dalam seminggu.

Menikmati libur akhir pekan adalah cara mendinginkan otak setelah digunakan selama seminggu ke belakang. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengisi hari libur akhir pekan. Seperti: jalan jalan ke pusat perbelanjaan, pergi ke taman, nonton film di bioskop, dan sebagainya. Dengan berkegiatan tersebut diharapkan dapat mendongkrak semangat menjalani hari hari seminggu ke depan.

Di China, relawan pelajar yang tergabung dalam komunitas Relawan Yangleifeng (Yangleifeng Zhiyuanzhe Fuwu Tuandui) mengisi akhir pekan dengan menjadi pemandu di Metro Station kereta bawah tanah Line 1 Xunlimen, Kota Wuhan, China. Kegiatan sosial yang dimotori oleh Wen Laoshi (guru) ini memfokuskan kepada pelayanan pemandu arah, pembelian tiket subway, dan bantuan tenaga angkat barang berat bagi lanjut usia.

Kegiatan ini setiap minggunya dijadwalkan secara regular bergantian dan berdurasi sekitar 2,5 jam per shiftnya, dimulai pukul 12.30 – 19.00 waktu setempat. Para pelajar baik dari SMA sampai mahasiswa, dan beberapa karyawan ikut andil menjadi relawan.

Kegiatan positif ini adalah langkah kepedulian sesama warga China dalam mengisi kegatan di akhir pekan. Tapi tak hanya warga atau pelajar China saja yang ikut. Mahasiswa dari luar China juga diajak.

Beberapa mahasiswa luar negeri Central China Normal University dari Benin, Kongo, Indonesia, Bangladesh, Yaman dan beberapa negara lainnya ikut jadi relawan. Bagi saya, anggota Yangleifeng dari Indonesia, kegiatan ini adalah sebagai aktualisasi jiwa sosial untuk tetap berbuat kebaikan di manapun berada, juga sekaligus memahami kultur budaya China secara langsung.

Lain halnya dengan Mitondji Ayetcha, anggota Yangleifeng berwarganegaraan Benin, dia menuturkan kegiatan positif, seperti menolong orang lain, adalah caranya untuk membahagiakan hatinya.

Kehadiran mahasiswa luar negeri dalam kegiatan relawan Yangleifeng di Xunlimen menjadi daya tarik tersendiri bagi mayoritas warga China yang sedang melewati stasiun kereta bawah tanah tersebut. Sesekali warga China mengeluarkan ponsel kamera sekedar memotret orang orang asing, atau bahkan mengajak berfoto bersama.

Di manapun dan kapanpun kegiatan positif bisa dilakukan sebagai tugas manusia sosial dalam menebarkan kebaikan untuk sesama.

Muh. Arief Zuliyan
Mahasiswa Central China Normal University
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER