Yogyakarta, CNN Indonesia --
Di mata anak kecil, tidak ada tujuh keajaiban dunia. Di mata mereka ada tujuh juta keajaiban dunia.Walt Steightiff, pengarang
Dalam keseharian, kita selalu bertemu dengan beragam sifat dan tingkah laku yang berbeda-beda dari banyak orang yang pernah kenal. Entah ketika sedang berada di kantin kampus, saat sedang kuliah, atau sedang menunggu pesan ojek online pasti bertemu dengan ragam perilaku seperti: ada yang ramah, ada yang mudah senyum, ada yang pendiam, ada yang misterius bahkan ada yang berpura-pura. Bahkan ada juga yang memiliki sifat sensitif, mudah marah, tersinggung, dan sebagainya.
Dalam keseharian juga, semua orang berbeda. Lihat saja seseorang menyukai selera musik yang berbeda karena ia memiliki selera yang berbeda dengan yang lain. Setiap orang unik dan istimewa. Hal ini sama dengan makanan kesukaan seseorang, setiap orang mempunyai makanan favorit. Terutama kamu.
Sila kelima Pncasila berbunyi: “Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Sila ini seharusnya menjadi satu dasar dalam pola hubungan dan interaksi kita dengan sesama rakyat Indonesia. Sebab keadilan sosial merupakan suatu mimpi yang harus terus dikejar dan diupayakan.
Memang nampaknya ini sulit terjadi melihat zaman sekarang yang penuh dengan tekanan, kolusi, nepotisme, dan korupsi di mana-mana. Namun tugas kita (mahasiswa) harus terus upayakan.
Karena itu, berperilakulah yang baik, maka orang lain akan menghormati dan menghargai kita. Betul, di kampus kita memiliki kebebasan berpikir, mencipta, dan akan tumbuh seperti yang kita harapkan, tentunya dengan cara-cara yang positif.
Sebab, orang yang memiliki sikap baik pasti dihargai melalui apapun yang ia kerjakan. Ingat, jangan terlalu bergantung pada orang lain, sebab akan berpikir destruktif dan menjadi seorang pemalas.
Mari, sebagai seorang mahasiswa di manapun kita belajar, selalu membawa hal-hal positif dalam hidup kita. Sikap positif yang penuh dengan kebaikan bagi sesama. Setiap orang butuh cinta. Nah! Walaupun kita berbeda-beda, kita tetap harus saling menghargai.
Lio Bijumes
Mahasiswa Magister Manajemen di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta
(ded/ded)