Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan mantan dosen saya. Tepatnya di Malioboro, Yogyakarta. Seperti biasa, mahasiswa lebih mengingat dosennya daripada dosen mengingat mahasiswanya.
Alasan umum memang karena faktor jumlahnya. Satu dosen bisa mengajar banyak kelas. Namun, seorang dosen pasti mengingat mahasiswanya yang memiliki sesuatu yang berbeda dari yang lainya. Misalnya saja seorang mahasiswa yang paling aktif di ruang kuliah, atau seorang mahasiswa yang terus mengulang mata kuliah yang sama. Dan saya beruntung menjadi seorang mahasiswa yang masih beliau ingat karena dia masih menyimpan buku pertama saya yang saya berikan semasa kuliah.
Bilamana kita berbicara nilai bukan angka nominal dalam sebuah bilangan. Nilai kehidupan manusia abstrak. Tetapi, akan menjadi nyata apabila ia bertindak. Nilai itu didapat karena manusia (kita) melakukan sesuatu. Dan bukti bahwa kita memiliki keberanian untuk bertanggung jawab.
Lingkungan sekitar bisa menjadi penghalang atau pendukung kreativitas kita. Steve Jobs menemukan bahwa dengan berjalan kaki sepanjang Palo Alto bisa menjadi cara yang paling berharga untuk bisa menyelesaikan masalah dan merenungkan produk-produk ciptaannya yang akan membentuk teknologi selamanya. Oleh karena itu tentukan faktor-faktor dari lingkungan sekitar, yang bisa membuat diri kita menjadi lebih baik mulai dari orang-orang yang tepat, tempat, musik (ada atau tidak) bisa membuat sebuah perbedaan untuk kreativitas diri.
Namun, sadarkah kita bahwa nilai hidup tidak diberikan oleh orang lain, tetapi kita sendirilah yang memberikan nilai. Karena itu tidak ada alasan untuk kita tidak bisa menampilkan sesuatu yang spesial, istimewa, dan berbeda, bukan? Yang kita butuhkan ialah kreativitas untuk menggali dan menampilkannya.
Lio Bijumes
(ded/ded)