Memulai Perubahan dari Diri Sendiri

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Kamis, 01 Feb 2018 17:10 WIB
Suatu lingkungan dapat saja berubah jika masyarakat di lingkungan tersebut menghendaki terjadinya perubahan dengan tangannya sendiri.
Ilustrasi (Foto: br_ruy/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pernahkah kita berpikir mengapa ada suatu komunitas masyarakat yang dari waktu ke waktu kondisinya tidak pernah berubah atau bahkan semakin memburuk? Apakah karena mereka yang menghendaki hal tersebut? Atau ada pihak yang memaksa keadaan tersebut terus terjadi?

Padahal suatu lingkungan dapat saja berubah jika masyarakat di lingkungan tersebut menghendaki terjadinya perubahan dengan tangannya sendiri. Saya yakin setiap manusia ingin berada pada kondisi yang lebih baik dari waktu ke waktu, namun terkadang menghendaki perubahan positif seperti itu tidaklah semudah membalikkan kedua telapak tangan.

Perlu adanya dorongan yang kuat serta aksi yang nyata sehingga masyarakat bergerak menuju kondisi yang lebih baik setiap harinya. Selain usaha yang maksimum, diperlukan juga suatu energi yang dapat dijadikan bahan bakar pergerakan, energi yang paling efektif dan efisien yang dapat diperoleh semua individu dan kelompok. Di sini penulis akan membahas bagaimana masyarakat dapat memperoleh dan mempergunakan energi tersebut sebagai bahan bakar untuk bergerak menuju kondisi sosial yang lebih baik secara berkesinambungan.

Bergerak karena harapan dan ancaman
Pembangunan merupakan respons dari ketidaksesuaian kondisi ideal yang diharapkan dengan kondisi realita. Dalam membentuk suatu pemahaman visi dan misi yang jelas pada masyarakat, masyarakat perlu mengetahui nilai-nilai luhur dan prinsip yang dipegang bersama, selain itu masyarakat juga perlu mengetahui kondisi terkini lingkungannya sehingga mereka paham akan ketidaksesuaian antara kondisi ideal dan realita, kemudian hal ini menjadikan mereka mau bergerak bersama untuk memperbaikinya.

Oleh sebab itu, internalisasi visi dan misi masyarakat merupakan hal yang sangat penting sebagai upaya mendorong kesejahteraan. Sebab dengan pemahaman dan penghayatan visi dan misi masyarakat itu sendiri, mereka akan dengan mudah menilai apakah kondisi realita sudah sesuai atau masih jauh dari kondisi ideal.

Visi sebagai harapan
Kuatnya pemahaman dan penghayatan terhadap visi menggambarkan kuatnya keinginan dan cita-cita untuk dapat mencapai kondisi yang lebih baik dan ideal. Karena pada dasarnya manusia mau bergerak karena adanya harapan dan ancaman. Dalam hal ini visi berfungsi sebagai pemberi harapan kepada masyarakat yang masih belum pada kondisi yang ideal, dan pemahaman akan kondisi realita menjadi ancaman bagi masyarakat. Dengan begitu masyarakat mau bergerak untuk berada pada kondisi yang lebih baik.

Visi merupakan hasil dari perbandingan dengan kondisi saat ini dan masa depan, selain itu visi juga merupakan hasil dari perbandingan kondisi masyarakat dengan kondisi yang dimiliki masyarakat lainnya. Maka luas jaringan yang dimiliki masyarakat mempengaruhi seberapa besar visi mereka, semakin luas jangkauan interaksi dengan lingkungan eksternal maka semakin kuat dorongan untuk meningkatkan kesejahteraan.

Mencari visi bersama yang ideal
Bukan hanya memberikan harapan bagi masyarakat, visi yang menjadi cita-cita bersama harus menjadi visi yang realistis dan operasional sehingga dalam jangka waktu tertentu, baik jangka pendek, menengah atau pun panjang dapat disepakati langkah-langkah strategis sampai dengan teknisnya. Seiring dengan permasalahan yang terus berubah maka dengan sigap masyarakat harus segera dapat mengidentifikasi potensi dan sumber daya yang dimiliki kemudian menentukan solusi dan selanjutnya mengeksekusi proses penyelesaian masalah tersebut.

Dengan demikian tindakan kolektif (bersama-sama) dalam mencapai visi merupakan semacam siklus dari kegiatan identifikasi masalah dan kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan perenyempurnaan tindakan. Inilah yang biasa kita temui dalam dinamika suatu organisasi, oleh karena itu sangat wajar ketika suatu organisasi bila tidak memiliki ketetapan yang kaku atas tindakan-tindakan yang dilakukannya, asalkan hal tersebut merupakan kesepakatan bersama.

Pergerakan kolektif dalam menggapai visi bersama
Kesejahteraan merupakan visi bersama masyarakat, kondisi ideal yang sama-sama diidamkan oleh seluruh warga masyarakat. Dengan demikian, upaya mewujudkannya juga merupakan tindakan bersama bukan tindakan individual atau segelintir orang.

Dalam rangka mencapai visi dan misi bersama tindakan kolektif (bersama-sama) menjadi hal yang utama dibandingkan tindakan individu yang cenderung bersifat insidental. Tindakan kolektif yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat atau institusi membentuk suatu pola yang sistematis, sehingga visi dan misi bersama dapat diraih melalui langkah-langkah tindakan yang tertata dan berkesinambungan.

Tindakan bersama yang dilakukan masyarakat merupakan bentuk respons terhadap kesadaran akan kebutuhannya. Atas dasar tersebut, masyarakat perlu mengenali dan menyepakati kebutuhan yang akan menjadi tujuan bersama tersebut.

Kesadaran kolektif dalam mewujudkan cita-cita bersama dapat diperkuat melalui internalisasi yang baik, sehingga dapat mendorong berbagai tindakan bersama dalam suatu komunitas. Sementara itu kepentingan individu dan kelompok juga tetap dapat memperoleh ruang, akan tetapi dengan menjaga keselarasan dalam kehidupan bersama.

Berubah, untuk mengubah
Kesejahteraan bukanlah hal dikotomi yang bersifat hitam-putih, antara sejahtera dan tidak sejahtera, melainkan upaya untuk menciptakan kondisi yang semakin sejahtera dari waktu ke waktu tanpa ada hentinya. Harapannya, kondisi sekarang lebih sejahtera dari sebelumnya, dan kondisi yang akan datang lebih sejahtera dari sekarang.

Kesejahteraan merupakan kondisi ideal yang selalu diusahakan perwujudannya. Sebaliknya, masalah sosial merupakan kondisi yang tidak diharapkan, sehingga mendorong usaha untuk memperbaikinya dengan melakukan perubahan dan perbaikan.

Di tengah masyarakat yang juga secara alamiah senantiasa dalam proses perubahan, sejalan dengan masalah sosial yang terus berkembang dan semakin kompleks dari waktu ke waktu. Untuk itu kapasitas masyarakat juga perlu dikembangkan, paling tidak untuk menyesuaikan dengan dinamika perubahan tersebut. Bahkan kapasitas yang diharapkan tidak hanya berkaitan pada penyesuaian, akan tetapi juga kapasitas untuk mewujudkan perubahan.

Mulailah perubahan itu dari diri sendiri, karena sejatinya perubahan masyarakat merupakan kolektifitas dari beberapa perubahan kecil individu-individu yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Jangan berharap akan terjadi suatu perubahan jika individu yang ada di dalamnya hanya mengikuti arus tanpa ada usaha untuk turut serta menjadi agen perubahan dan jika apatisme masih merasuki individu dalam masyarakat tersebut.

Lembaga eksekutif hanya sebagai fasilitator. Sejatinya para individu-individu dalam masyarakat tersebutlah yang merupakan eksekutif sebenarnya, karena kitalah yang merasakan dan mengalami masalah sosial itu sendiri. Maka tanggung jawab untuk memperbaiki itu semua bukan hanya ada pada lembaga eksekutif, bukan hanya ada pada pemangku kepentingan atau segelintir orang saja, melainkan tanggung jawab tersebut ada pada pundak kita semua, setiap individu yang merupakan agent of changes di lingkungannya masing-masing. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER