Pemerintah Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke markas ISIS pada hari Rabu (20/08).
Aksi tersebut direstui Presiden AS Barrack Obama setelah berjanji untuk mengambil aksi setelah ISIS membunuh wartawan asal Amerika, James Folley.
“AS akan terus melakukan semua cara untuk melindungi warganya. Kami akan lebih waspada dan terus beraksi tanpa henti,” kata Obama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga menyebut kematian Folley sebagai peristiwa yang menggetarkan hati nurani.
Pernyataan Obama ini dikeluarkan setelah video pemenggalan kepala Folley disiarkan ISIS.
Dalam video tersebut ISIS mengancam juga akan menghabisi nyawa Steven Sotlof, seorang wartawan yang diculik kelompok ini, jika AS tidak mengakhiri operasi militernya di Irak.
Dalam pernyataan tertulis, Laksamana John Kirby menyatakan bahwa sejak awal pertengahan tahun ini operasi militer AS di Irak memang bertujuan untuk menyelamatkan warga AS yang diculik.
"Sayangnya banyak operasi yang gagal karena korban tidak ditemukan di lokasi penyergapan," kata Kirby.
Seorang sumber yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa misi ini dilaksanakan secara rahasia.
Obama yang menjuluki ISIS “kanker” mengajak seluruh penduduk dunia untuk memeranginya.
"Kita memiliki musuh bersama. Mari perangi terorisme dengan harapan dan rasa kemanusiaan,” kata Obama.