Seoul, CNN Indonesia -- Pejabat militer dari Korea Utara dan Korea Selatan bertemu diam-diam pada hari Rabu (15/10) untuk membahas bentrokan senjata api di perbatasan baru-baru ini, kata seorang anggota parlemen oposisi Korea Selatan dan laporan berita yang dikutip oleh Reuters.
Para pejabat militer kedua negara dikabarkan bertemu di desa gencatan senjata, Panmunjom, yang terletak di perbatasan dua Korea, Park Jie-won, kata sang anggota oposisi parlemen.
Kantor berita Yonhap juga memberitakan bahwa pertemuan telah diadakan dengan mengutip sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Kementerian Pertahanan Korea Selatan dan Kementerian Unifikasi, lembaga utama yang berhubungan dengan Korea Utara, menolak untuk mengkonfirmasi mengenai kepastian pertemuan tersebut.
Konflik terakhir kedua negara tersebut ialah saat pihak militer Korea Utara melepaskan tembakan pada Jumat (10/10) setelah kelompok aktivis dari Korea Selatan menerbangakan balon udara dengan pesan untuk pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Korea Selatan lalu membalas tembakan dalam kejadian yang tidak mengakibatkan jatuhnya korban tersebut.
Setelah peristiwa itu, pihak Korea Utara memperingatkan bahwa diskusi antar kedua negara yang direncanakan kemungkinan akan batal.
Korea Selatan berkilah bahwa negaranya tidak mengatur dasar hukum untuk menghentikan kegiatan kelompok aktivis dan telah mencari kelompok mana yang menerbangkan balon pesan pemicu ketegangan.
Sebelumnya pada awal pekan lalu, kedua belah pihak saling menembak ketika sebuah kapal patroli Korea Utaara melanggar perbatasan laut di lepas pantai barat.
Korea Utara dianggap menolak menghormati Garis Batas Utara yang dibuat Korea Selatan setelah perang saudara 1950-1953.
Korea Utara mengirim delegasi tingkat tinggi ke Korea Selatan pada 4 Oktober dan setuju untuk melanjutkan dialog yang telah ditangguhkan pada bulan Februari demi meningkatkan hubungan antar negara.
Korea Selatan berencana untuk mengusulkan tanggal pembicaraan yang akan diadakan pada awal November sekaligus untuk membahas reuni keluarga terpisah selama Perang Korea serta sanksi yang diberlakukan setelah bentrokan militer besar pada tahun 2010 yang menewaskan tentara dan warga sipil di Selatan.
Korea Utara, yang sedang diawasi oleh PBB program nuklirnya, secara teknis masih berperang dengan Selatan setelah konflik sipil berakhir dengan melakukan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.