Hong Kong, CNN Indonesia -- Polisi Hongkong mulai membersihkan ruas-ruas jalan utama di Hongkong pada Selasa (14/10), yang sebelumnya diduduki oleh demonstran pro-demokrasi selama hampir tiga minggu.
Jika pada awal demonstrasi pihak kepolisian mendapat banyak kritik karena menggunakan gas air mata dan pentungan untuk membubarkan para demonstran, kali ini polisi terlihat lebih sabar saat membersihkan jalanan yang diduduki oleh demonstran.
Namun karena masih ingin bertahan, para demonstran kembali mendirikan barikade yang diperkuat dengan potongan-potongan bambu, bahkan ada yanng menuangkan campuran beton untuk membuat barikade tidak bisa disingkirkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak akan melawan polisi secara fisik, namun kami akan terus membangun kembali barikade," kata Bruce Sze, seorang demonstran.
Menurut seorang saksi mata kepada Reuters, Selasa (14/10) polisi mulai kembali membersihkan barikade demonstran di sebuah distrik perbelanjaan yang cukup ramai, Causeway Bays.
Sementara di Admiralty, kawasan bisnis dan perkantoran yang menjadi lokasi protes utama, beberapa polisi masih tampak berjaga-jaga untuk mengamankan demonstran yang masih menempati lokasi tersebut.
Sebelumnya, para pengemudi taksi dan truk berusaha untuk membongkar barikade di Admiralty pada Senin sore, namun tidak berhasil.
Mereka mengancam akan kembali lagi jika para demonstran tidak berhenti melakukan aksinya pada Rabu besok.
Pada awalnya, protes tersebut mendapat dukungan yang cukup besar dari masyarakat, namun dukungan semakin berkurang dikarenakan demonstrasi membuat pendapatan warga Hong Kong turun drastis.
Kelompok media dan wartawan juga telah menjadi target oleh orang-orang yang menentang protes.
Lima perserikatan pers memberikan pernyataan pada Senin (13/10) yang mengutuk pelecehan terhadap profesi mereka.
Kantor Apple Daily, koran milik raja media Jimmy Lai, seorang pendukung utama gerakan demokrasi, diblokir akses masuknya dan situsnya pun lumpuh selama dua hari.
Seorang juru bicara di International New York Times mengatakan kepada Reuters pada Selasa bahwa distribusi surat kabar Apple Daily juga terganggu karena jalanan percetakan diblokir.
Para demonstran yang sebagian besar mahasiswa, menuntut demokrasi penuh dari pemerintahan Tiongkok dan juga menyerukan agar pemimpin Hong Kong, Leung Chun-ying, untuk mundur, setelah pada Agustus lalu pemerintahan Tiongkok menolak permintaan pemilihan umum mandiri Hong Kong pada tahun 2017 mendatang.
Leung telah bersumpah untuk tidak mundur dari jabatannya dan memperingatkan masyarakat Hong Kong bahwa para pemimpin China di Beijing tidak akan mengizinkan Hong Kong mengadakan pemilihan umum mandiri.