ANCAMAN EBOLA

Dokter Positif Ebola, AS Semakin Panik

CNN Indonesia
Jumat, 24 Okt 2014 10:16 WIB
Seorang dokter di New York dinyatakan positif menderita Ebola di tengah upaya Amerika Serikat mencegah virus itu masuk dengan memperketat keamanan bandara.
Seorang dokter di New York dinyatakan positif menderita Ebola setelah menjalani misi kemanusiaan di Afrika Barat. (REUTERS/Eduardo Munoz)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang dokter yang merupakan salah satu relawan lembaga Dokter Lintas Batas, MSF, dalam misi di Afrika Barat dinyatakan positif mengidap Ebola setelah dia menunjukkan gejala-gejala tertular virus mematikan tersebut di Kota New York, Amerika Serikat.

Menurut pemerintah kota New York, dokter bernama Graig Spencer ini dinyatakan positif Ebola setelah menjalani beberapa pengujian medis, namun Badan Pencegahan Penyakit Menular AS, CDC, akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikannya.

Menurut Reuters, pria 33 tahun yang menjadi relawan MSF di Guyana ini mengaku menderita demam tinggi dan sakit perut, salah satu gejala terkena penyakit Ebola.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menunjukkan gejala tersebut pada Kamis pagi, dengan demam 39 derajat celcius. Sebelumnya pada Rabu malam, dia masih sempat bermain bowling di Brooklyn bersama teman-temannya.

Ketika mendapati gejala tersebut, dia mengunci diri di apartemennya dan menelepon aparat terkait yang langsung datang dengan perangkat perlindungan lengkap, langsung membawanya ke Rumah Sakit Bellevue dengan ambulans.

Apartemennya di Harlem langsung diisolasi. Sementara tunangannya yang tidak menunjukkan gejala Ebola, juga diletakkan di ruang karantina Bellevue untuk diawasi kesehatannya.

Bellevue adalah satu dari delapan rumah sakit di Amerika Serikat yang ditetapkan sebagai pusat penanganan Ebola.

Departemen kesehatan New York saat ini tengah menelusuri siapa saja yang telah melakukan kontak fisik dengan Spencer, mewaspadai kemungkinan adanya penularan.

Berdasarkan akun Facebooknya, Spencer berada di Guyana sekitar tanggal 18 September dan terbang ke Brussels, Belgia, pada 16 Oktober.

Menurut akun LinkedIn miliknya, Spencer adalah dokter ahli di Rumah Sakit New York Presbyterian-Columbia University di kota New York sejak tahun 2011.

Menurut pernyataan di rumah sakit tersebut, Spencer belum masuk bekerja atau menemui pasien sejak pulang dari Guyana.

"Dia adalah relawan kemanusiaan yang sangat berdedikasi, pergi ke wilayah yang mengalami krisis medis untuk membantu masyarakat yang sangat memerlukan bantuan," tulis pernyataan rumah sakit Presbyterian.

Amerika Panik

Seorang warga Liberia, Thomas Eric Duncan baru terdeteksi menderita Ebola di Dallas dan tewas di negara itu, menunjukkan adanya celah keamanan dalam pemeriksaan kesehatan di bandara AS.

Presiden Barack Obama menentang masukan dari Kongres untuk melarang semua penerbangan dari Afrika Barat. Namun dia mewajibkan para pengunjung dari negara epidemi Ebola untuk mendapatkan pemeriksaan ekstra saat memasuki Amerika Serikat.

Awal Oktober lalu, ratusan kru pembersih pesawat di bandara New York melakukan aksi unjuk rasa menuntut pemerintah untuk gerak cepat melakukan aksi mencegah Ebola masuk Amerika. Kru pembersih juga rentan terkena Ebola karena bertugas membersihkan sisa-sisa kotoran para penumpang, termasuk yang datang dari Afrika Barat.

Menurut PBB, korban tewas akibat Ebola di Guyana, Liberia dan Sierra Leone telah mencapai 4.877 orang, dan hampir 10 ribu orang telah terjangkit.

Para pekerja kesehatan adalah yang paling rentan tertular penyakit ini. Di Afrika Barat tahun ini, lebih dari 440 pekerja medis terkena Ebola dan setengah dari mereka akhirnya meninggal dunia.

Pemerintah Amerika Serikat memperketat pengawasan di bandara untuk mencegah penumpang dengan Ebola masuk ke negara itu. (Getty Images/Spencer Platt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER