DEMONSTRASI HONG KONG

Demonstran Pro-Demokrasi akan Jajak Pendapat

CNN Indonesia
Jumat, 24 Okt 2014 15:30 WIB
Gerakan pelajar akan mengadakan jajak pendapat dengan sistem elektronik untu demonstran pro-demokrasi Hong Kong pada Minggu (26/10).
Hasil jajak pendapat akan dibawa pada Senin (27/10) saat pelajar Hong Kong melakukan pertemuan lagi dengan pihak pemerintah Tiongkok. (Reuters/Tyrone Siu)
Hong Kong, CNN Indonesia -- Demonstran pro-demokrasi di Hong Kong pada Kamis (23/10) memutuskan akan mengadakan jajak pendapat untuk menimbang usulan pemerintah yang telah mereka tolak saat awal unjuk rasa berlangsung lima minggu lalu.

Dengan kemungkinan penambahan jumlah demonstran pada akhir pekan ini, pemimpin gerakan pelajar akan melakukan pemungutan suara dengan sistem elektronik mengenai pembaharuan kesepakatan yang sempat diajukan kepada pemerintah kota saat pertemuan pada hari Selasa (21/10) dan berujung kebuntuan.

"Pemerintah selalu mengatakan bahwa para pelajar tidak mewakili suara rakyat Hong Kong. Kita di sini untuk membuat suara kita terdengar dan memberitahu pemerintah dengan jelas apa yang kita pikirkan," kata Alex Chow, salah satu siswa penggerak aksi unjuk rasa itu, di hadapan para demonstran pada Kamis malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam jajak pendapat, demonstran akan ditanyai mengenai tawaran pemerintah.

Hasil jajak pendapat nanti akan dibicarakan dalam pertemuan lanjutan dengan pemerintah.

Aksi protes di Hong Kong memasuki minggu kelima pada Jumat (25/10), di mana puluhan ribu memblokir jalan-jalan utama untuk menentang rencana pemerintah pusat Tiongkok yang melarang warga Hong Kong memilih pemimpin mereka sendiri pada pemilu 2017.

Komite Hak Asasi Manusia dari PBB pada Kamis (23/10) menelepon pemerintah Tiongkok sebagai bentuk dukungan terhadap protes.

Sama dengan tuntutan pengunjuk rasa pro-demokrasi, anggota komite menyuarakan keprihatinan mereka tentang hak mandiri dengan aturan yang tidak masuk akal.

Dalam salah satu tuntutannya, para pengunjuk rasa menginginkan pemimpin Hong Kong saat ini, Leung Chun-ying untuk mundur.

Menanggapi aksi protes tersebut, pemerintah Tiongkok mengatakan bahwa gerakan tersebut ialah tindakan ilegal dan mengatakan kalau pemilihan calon pemimpin telah sesuai dengan aturan selama ini.

Pembicaraan antar perwakilan pelajar den pemerintah pada Selasa menandai pergeseran pendekatan pemerintah dari yang tadinya hanya diam seribu bahasa, meskipun harapan untuk menetapkan kesepakatan belum juga mencapai titik temu.

Jajak pendapat yang diselenggarakan oleh demonstran pro-demokrasi akan diselenggarakan pada Minggu (26/10).

Perwakilan pelajar berencana menyerahkan hasil jajak pendapat pada pemerintah di hari Senin (27/10).

Jajak pendapat juga akan mencari pandangan mengenai pembentukan platform dialog soal perkembangan konstitusional dan apa yang harus dilakukan sebelum pemilu 2017.

"Saya siap untuk memilih setiap saat. Tuntutan saya tidak pernah berubah tetapi saya telah menurunkan harapan saya terhadap pemerintah," kata Lau Wah, seorang pengunjuk rasa berumur 21 tahun yang membantu pembangunan bilik suara tenda di wilayah protes.

Para pengunjuk rasa diperbolehkan mendaftar untuk jajak pendapat di wilayah demo dengan menggunakan nomor telepon dan kartu identitas Hong Kong.

"Kami akan menggunakan hasil ini untuk tawar-menawar dengan pemerintah pada hari Senin. Kami akan mewakili rakyat dengan lebih baik dan mengambil inisiatif atas nama mereka," kata Benny Tai, seorang profesor hukum dan salah satu penyelenggara unjuk rasa.

Sebuah spanduk kuning besar dengan payung melambangkan gerakan rakyat dan menyerukan 'hak pilih universal nyata' digantung di ikon Lion Rock pada Kamis oleh sekelompok pendaki.

Simbol protes tersebut menonjol dan terlihat jelas dari kota.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER